Kamis, 14 Mei 2015

Cerita Eksibisionis Yola : Istriku Ternyata Eksibisionis Part 6 : Kepuasan Tertinggi

Prolog:
Cerita di bawah ini merupakan 80% kisah nyata yang direvisi oleh saya Naryo selaku suami, bersama sahabat cyber saya bernama Raka (perlu diingat bahwa Raka akan muncul di part selanjutnya dari kisah berkelanjutan ini). Nama yang akan di tampilkan dalam sepanjang cerita "Istriku ternyata Eksibisionis" ini adalah 100% nama pendek dan nama panggilan dari nama asli kami.

Saya (Naryo) 32 tahun dan Istri (Yola) 29 tahun, kami sudah menikah selama 7 tahun lamanya (Sejak Tahun 2005). Saat ini sudah tahun 2012, Agustus. Sedikit bercerita tentang istri saya selaku tokoh utama dari kisah nyata ini, ia memiliki penampilan cukup sederhana dan menarik, sangat periang, dan memiliki banyak teman. Menurut Raka, istri saya cukup cantik dan menarik jika diberi angka 1-10 ia memilih angka wajah (7.5) dan badan (7). Dan ia seperti memiliki darah keturunan chinese hanya sekitar 20% saja (tidak terlalu kelihatan).

Tokoh-tokoh dalam kisah Istriku Ternyata Eksibisionis Part 6 (Kepuasan Tertinggi):
- Naryo (penulis, saya, suami dari Yola)
- Yola (tokoh utama dalam cerita ini, istri dari Naryo)
- Raka (teman cyber online saya yang membantu penulisan dan revisi kisah ini)
- Pak Yono (sang benalu desa, orang yang kurang ajar, tidak tahu malu, gendut, tidak menarik, pengangguran)
- Pak Risman (pekerja keras, sangat hormat kepada semua orang terutama saya dan istri saya)
- Pak Mamat (penjaga ronda malam desa, sopan beritikat baik tetapi terpengaruh oleh temannya bayu)
- Pak Bayu (bersifat kurang ajar, lebih berani dalam segala hal, penjaga ronda malam)
- Pak Nizam (bertubuh sangat kecil kerempeng, peronda malam juga, bertubuh coklat)

Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya bahwa istri saya positif sekali menyukai aksi Eksibisionis. Sedangkan saya sendiri sebagai suaminya menjadi kesulitan untuk memuaskan hasrat istriku karena ternyata aksi eksibisionis istriku membuat ejakulasiku menjadi sangat dini, hasrat-hasrat sebagai suami terlepaskan seketika menjadi sang pengintip istri yang melakukan aksinya.

Part 6 ini, merupakan lanjutan satu malam sesudah Part 5. Para pembaca diwajibkan membaca Part 5 secara mendetail sebelum membaca Part 6. Perlu saya jelaskan bahwa kisah kali ini dapat dikatakan 'terlalu dibesar-besarkan' karena request dari beberapa penggemar di YM saya yang ingin melihat aksi 'special' lebih liar lagi dari istriku, Yola. Walaupun kisah di part 5 dan Part 6 ini tidak sepenuhnya benar tetapi sekiranya 40-50% dari cerita Part 5 dari segi cara, sebagian tehnik bercinta, tokoh-tokoh pria, maupun lokasi kejadian, serta sebagian kata-kata liar adalah benar sesuai dengan kejadian nyata dan dapat di sangsikan kebenarannya. Tetapi, tehknik pelecehan, kata-kata kotor yang berlebihan, kata-kata melecehkan suami (saya sendiri), serta ke-kotoran semua hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pria kepada istri saya, Yola, adalah karangan dari Saya dan Raka. Karena seperti yang sudah pernah saya katakan sebelumnya di part 1-4 Yola, istriku, merupakan wanita terpandang di desa ini, wanita yang dikagumi oleh beberapa mata keranjang di desa ini, sehingga mereka tidak akan berani memperlakukan istriku secara hina / kasar, sebaliknya mereka menghargai dan memperlakukan istriku dengan penuh perasaan, tetapi, diwarnai dengan sedikit sekali kekasaran dan keliaran. Namun, agar cerita ini lebih menarik dan seru, saya dan raka membuat kisah kali ini menjadi sangat 'hot' menurut kami. Saya dan raka memilih moment ini sebagai moment special karena dapat saya katakan bahwa kisah istriku di-'gagahi' oleh Pak Bayu adalah merupakan pengalaman seks terbaik istriku yang pernah dia alami selama kami masih tinggal di desa ini. Ketika kami pindah ke kota yang akan kami ceritakan di beberapa part ke depan, barulah ada lagi pengalaman persetubuhan istriku dengan pria-pria yang mungkin lebih hebat atau bahkan sama hebatnya dengan Pak Bayu. Perlu diketahui, hingga kini, tahun 2012, Pak Bayu-lah yang masih rajin menyetubuhi istriku. Dan, beginilah kisah special paling liar istriku, Yola, kali ini.

Sekiranya aku terbangun dari tidur panjang pukul 16.00 siang hari pada hari minggu, saya melihat istri saya tidak ada di ranjang sebelahku. Dan sepertinya ia tidak tidur di kamar karena posisi seprei ranjang tidak berubah, apakah ia tertidur di depan lagi? Sayapun mengumpulkan tenaga untuk bangkit keluar kamar. Saya mendapati rumah dalam keadaan terkunci rapat dan tidak melihat adanya tanda-tanda istri saya di rumah. Kemanakah ia pergi? Makanan juga belum disediakannya biasanya di meja makan selalu ada makanan. Mengapa kali ini tidak ada makanan? Saya melihat-lihat kesekeliling rumah dan tidak juga mendapati istri saya. Saya memutuskan untuk mandi dan membersihkan badan terlebih dahulu baru melanjutkan mencari istri saya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 sore hari. Saya melihat kunci rumah dibawa oleh istri saya. Saya mengambil kunci cadangan dan keluar rumah, apakah ia pergi ke warung atau pasar. Saya tidak tahu ke mana ia pergi. Namun, saya mencari ke arah warung tidak ada tanda-tanda Yola istriku. Sayapun memutuskan untuk berjalan ke arah rumah Pak Bayu yang letaknya agak ke belakang dari desa ini. Namun, perjalanan rumah pak bayu cukup jauh karena letaknya agak terpisah dengan kompleks desa ini. Dan jika kalian tahu rumah desa yang terbelakang seperti ini jaraknya sangat jauh-jauh. Sekiranya rumah Pak Bayu sudah terlihat di pandangan saya. Aku menguatkan hati dan berjalan melangkah ke arah rumah Pak Bayu bermaksud mengrebek mereka kali ini karena ini sudah kelewatan. Sekiranya beberapa kaki lagi mencapai rumah Pak Bayu, saya mendengar suara yola, istriku berteriak, "AAAHHHHH... OOOHHHHHHH... UHHHHHHHHH......" Darah sayapun langsung berdesir kencang, jantungku terasa berhenti, langkah kakiku rasanya berat sekali. Tetapi tetap ku usahakan untuk mengendap-endap ke rumah Pak Bayu yang tidak memiliki pagar itu. Rumahnya masih sangat kuno terbuat dari kayu. Terdengar lagi teriakan istriku, "AAAAAAAHHHHH.... SSSSSHSHHHHHHHHHH... IIIIISSSHHH... UUHHHHHH.... OOOOOUUGGGHHH.... PAKKKK MAMAAATTT..."

APAAA?!?!? PAK MAMAT?? Ada apa ini sebenarnya??? Saya mendengar istriku meneriakkan Pak Mamat??? Pikiranku hatiku sudah hancur berantakan. Tidak ada lagi yang dapat aku lakukan. Aku mengendap-ngendap seperti maling di rumah Pak Bayu. Mencari celah untuk mengintip, ternyata tidak usah dicari celah, dapat terlihat dengan jelas sekali dari posisi segini. Sekiranya 5-10 meter dari rumah Pak Bayu terlihat ada jendela dari kayu yang tidak ditutup, saya melihat di situ ada 3 insan yang telanjang tanpa mengenakan pakaian apapun. Istri saya terlihat sedang digenjot dari belakang oleh Pak Mamat sedangkan tangan istri saya sedang mengulum kemaluan Pak Bayu yang berdiri di depannya sambil Pak Bayu meremas-remas rambut istri saya. Saya mendengar Pak Bayu berkata, "mahhh... teriak saja sepuasnya di sini jangan malu-malu... kita jauh dari desa kok... tidak akan di tangkap Pak Mamat seperti waktu di rumah kemarin hehehe..." Istriku tidak menjawab malah berteriak lagi, "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH....... ...... SSSSSSSSSSSSSSSSSSSHHHHHHHHHHHHHHHHH....... OOOOOOOOOOHHHHHH........ ENAAAKKKKKKKKKK.... IIIIYAAAAAHHHHHHHHH... ENAAKKKK.... SUKAAAAAAAAAAAAAA......" Hancur sudah hatiku rumah tanggaku hidupku. Tidak ada lagi yang dapat aku lakukan untuk menyelamatkan istriku ini. Sepertinya memang ia sendiri yang meminta ini semua terjadi. Aku pasrah tidak dapat berkata-kata. Aku berpikiran untuk menceraikannya. Tetapi senjataku, SENJATAKU BANGUN LAGI! Ah brengsek sekali. Mengapa di saat seperti ini senjataku bisa bangun? Lamunanku di hamburkan oleh Pak Mamat, "Ibu Yola... ibu Yola... suka ****** yah?" Sambil mempercepat genjotannya kepada istriku, istriku diam saja tidak menjawab karena sedang sibuk mengulum senjata pak bayu. Pak Bayu melepaskan senjatanya dan berkata kepada istriku, "ditanya tuh sama pak mamat kok diam saja?" Istriku menengok ke arah Pak Mamat dan berkata, "su...kaa... sshhh..." Pak Mamat berkata lagi, "Bu Yola, enakan mana saya sama Pak Naryo?" Istriku hanya diam lagi. Pak Bayu berpindah posisi ke sebelah Pak Mamat dan menampar pantat istriku, "PLAAAKKK" Sambil berkata, "Hayo jawab yang jujur mau saya berikan hukuman?" Istriku terpekik, "Aduuhh!!!" Tetapi istriku masih diam saja tidak menjawab pertanyaan itu, istriku masih menikmati genjotan Pak Mamat itu. "PLAAAKKKK" "Hayo jawab! Atau saya hukum lebih keras lagi", teriak Pak Bayu. Istriku terpekik, "Aduhhh!! Ampuunnn sakittt!!!" Pak Bayu menampar lagi, "PLAKAKKK!! JAWAB!" Istriku akhirnya berteriak, "SAKITTTT... PAK MAMAAAATTT... LEBIH HEBAAAATTT... YOLAAA... SUKAAAAAA.... MAMAATTTT.." Pak Mamat melihat ke arah Pak Bayu sambil tertawa-tawa lepas karena kemenangan ini. JLEBBB!!!! Seperti ada sebilah Pedang menancap di jantungku. OH TIDAK!!! Keterlaluan sekali perbuatan mereka ini.

Hari terlihat sudah mulai gelap, waktu mungkin menunjukkan sudah pukul 18.00 karena saya tidak memiliki jam di sini. Lalu terlihat keadaan sekitar sudah sangat gelap, akupun tidak membawa senter. Pak Mamat masih asik menikmati istriku, dan juga sebaliknya istriku masih asik menerima genjotan pak mamat. Sedangkan Pak Bayu, berjalan ke arah luar untuk menyalakan petromax miliknya. Ia memang masih termasuk orang yang miskin di desa ini. Ia tidak memakai listrik untuk lampu. Ia menyalakan petromax dan lilin. Lalu, meletakkannya di dalam kamar perzinahan itu. Suara di sekitar sangat sepi, hanya suara jangkrik, kodok, dan suara desahan istriku, "aahahh.... sssshhh.. uuhhhh.. ooohhh..." Plok plok plok suara hantaman paha Pak Mamat ke pantat istriku. Dada 34 C milik istriku pun terus berguncang hebat. Pak Bayu sedari tadi hanya duduk menonton saja, namun dia mengambil inisiatif untuk mengambil lilin di sebelahnya. Dan ternyata... yang tidak di sangka-sangka oleh istriku bahkan aku. Pak Bayu meneteskan lilin itu di atas punggung istri saya. Tess... Istriku terpekik hingga terlepas dari genjotan Pak Mamat sambil menatap marah ke arah Pak Bayu. "Panasss..." begitu katanya. Namun, pak bayu mengatakan, "mah... mamah percaya aja deh sama papah... nanti mamah pasti suka..." Istriku masih kepanasan memegang punggungnya lalu tak lama kemudian menungging lagi memposisikan pantatnya terbuka lebar di hadapan Pak Mamat, mengharapkan Pak Mamat memasukkan senjatanya lagi. Dan baru kali ini aku melihat secara menyeluruh senjata Pak Mamat, bahwa ternyata senjata itu mirip Pak Bayu besarnya bahkan mungkin lebih besar, dan kali ini berwarna hitam. Tidak lagi hitam kecoklatan. Pantas saja istriku suka dengan senjata pak mamat daripada saya. Namun, Pak Mamat mengarahkan kembali senjatanya itu ke dalam vagina istriku yang menganga itu. Istriku terpekik pelan, "uhhhhh..." Pak Mamat mulai menggoyangkan pinggulnya secara perlahan namun pasti. Sekiranya istriku sudah merasa nyaman, Pak Bayu menumpahkan lilin itu lagi di punggung istriku. Tess... Istriku berteriak, "Panasss paahhh..." Tanpa menghiraukan kata-kata istriku, Pak Bayu meneteskan lagi lilin itu. Tess... "Aduhhh!!!" Istriku terpekik lagi tetapi lebih pelan dari sebelumnya. Lalu, tetesan selanjutnya terus di teteskan secara perlahan, istriku terpekik-pekik hanya tidak menolaknya, "Aaahhh... Awww.. duhhh... panass.. ahhh... oohhh... uhhh..." Tiba-tiba saja dikejutkan dengan Tamparan keras di pantatnya oleh Pak Mamat, "PLAKKK!!!" Istriku teriak kali ini, "ADUHHH!!!" Pak Mamat berkata, "ibu suka diginiin?" Istriku diam saja hanya mendesis, "ssssssshhhhhhhhhhhh..........." 

"PLAKKK" sebuah tamparan keras dari Pak Mamat lagi untuk istriku. Istriku tetap diam dan mendesis, "ooohhhhhhh......." Tetesan demi tetesan tamparan demi tamparan diberikan kepada istriku. Pak Mamat akhirnya berkata lagi, "Ibu suka diginiin?" Istriku tetap diam karena mungkin ia sebenarnya tidak suka perlakuan kasar seperti ini. Tetapi kalau tidak suka kenapa malah mendesis? Dalam batinku. "Plakkkk...." ternyata Pak Bayu berpindah ke depan muka istriku dan menampar wajahnya sambil berkata, "jawab kamu lonthe!" Istriku menatap marah ke arah Pak Bayu. Akupun menatap pak bayu sangat marah dari posisi ini. Itu istriku!!! Brengsek! Istriku ditampar lagi oleh Pak Mamat, "Jawabbb!!!" Plakkk ditampar lagi oleh Pak Bayu sambil di tetesi lilin panas itu. Pak Mamat mempercepat kocokannya, istriku melenguh, "ooooouuuuugghhhhhhhh........" Plakkk... plakkk tamparan semakin keras dan sakit. Istriku berteriak, "SAKITT!! AMPUNNN. IYAAAHHH SUKAAAAAAAAAAA... SUKAAAAAA... SUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.... SAKITTT.... ENAAAAAKKKKKKK!!!" Namun, Pak Bayu tetap menampar wajahnya, "Kenapa lama jawabnya lonthe?!" Istriku sedikit mengeluarkan air mata dan berteriak, "SUKAAAAAAA!!! AMPUNNN!!!! IYAAAA .... OUUGGHHH... AKU... LONTHEEE.... PUASSKAN AKUUUU... SIKSAAA AKUU... GAGAHI AKU... OHHHHHH...." Pak Bayu dan Pak Mamat tertawa keras sekali. Akupun tidak percaya akan kata-kata istriku itu. Pak Bayu menanyakan lagi, "mah... mamah mau menginap lagi di sini malam ini kayak tadi pagi?" HAHH?!?!? Jadi tadi pagi istriku tidur di sini? Pantas saja kamar ku kenapa masih bersih??? Apa sebenarnya yang terjadi ketika istri saya sedang mandi ber-dua dengan Pak Bayu??? Mengapa menjadi begini??? Lalu, istriku sambil ter-engah-engah berusaha menjawab, "oohhh... ahhh... uhhh... ja... ngan mass..." Terlihat Pak Bayu memberikan kode kepada Pak Mamat imtil terus menggenjot istri saya tanpa ampun, karena sepertinya ia akan segera klimaks. Istri saya pun sudah terlihat ingin mencapai orgasme nya. Namun, seperti biasa, Pak Bayu berengsek ini tidak begitu saja mengizinkan istriku mencapai orgasmenya, ia menampar pantat istriku lagi, Istriku yang sudah mendesis-desis hampir keluar, "AAHHH... Akuu... Mauu... Ke.... (Plakkk)... ADUUUH!!!! SAKITTT!!!" Istriku menengok memelas ke arah Pak Bayu dan berkata, "Pahhh... izinkan aku... ougghh... keluaarrr pahhh... ssshhhh... aku mohonnn..." Terlihat Pak Mamat, menggenjot istri saya semakin cepat dan heboh dari belakang, badan istri saya bergetar hebat, dadanya berguncang dan saling beradu kiri dan kanan. Tetapi Pak Bayu hanya cengengesan dan berkata, "Kalau kamu mau orgasme kamu harus menginap di sini malam ini." Istriku langsung menjawab dengan lantang, "tapi mas naryo pahh tidak akan bisa pahh... jangan hari ini besok aku harus bekerja." Tiba-tiba Pak Bayu mengambil lilin lagi dan meneteskannya kali ini di daerah pantat istriku, "Aduuhh panasssss!!!" Istriku berteriak kesakitan.

Pak Bayu hanya bertanya, "jadi apakah kamu mau menginap di sini malam ini?" Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus berguncang tubuhnya menerima tusukan Pak Mamat, karena memang dia harus pulang kalau tidak bagaimana dengan saya ataupun kerjaannya besok? Namun, Pak Bayu lagi lagi memberikan kode kepada Pak Mamat, Pak Mamat mempercepat lagi iramanya dan meremas-remas dada istri saya dari belakang. Pak Bayu menjambak rambut istri saya yang panjang itu ke arah belakang lalu bersiap-siap menampar pantat istri saya lagi. Sekiranya istriku akan segera mencapai orgasmenya lagi, "AAAHHHH... SSSHHHH... ENAAAAKKK... SUKAAAAa... BESAAAARRRR... TERUSSSHHH..." Tiba-tiba, PLAKK!!! Tes tes suara lilin ditaburkan di pantat yang di pukulnya. Istriku berteriak lagi, "GILA!!! SAKIT MASSS AMPUNN DONG JANGAN SIKSA BEGINIIII!!! SAKIT MASS... AKU INGIN KELUAR MASSS..." Istriku terlihat benar-benar marah atas perlakuan ini. Akupun merasa sangat marah sudah di ubun-ubun kepala. Pak Mamat sepertinya benar-benar sangat kenikmatan menyaksikan ini semua, lalu Pak Mamat tak lama berteriak, "OHHHHHHHH...." Tanpa basa basi bertanya kepada yola keluar di luar atau di dalam. Pak Mamat menghujamkan sedalam-dalamnya senjata miliknya itu ke dalam liang kewanitaan istriku dan, serrr........ tumpah sudah lahar panas putih itu di dalam rahim istri saya. Istri saya terlihat sangat kecewa kepada Pak Mamat, sambil berkata, "jangan di dalaaammmm.... aduhhh... Pak Mamat gimana sihh!!!" Memang seperti yang kalian ingat bahwa istri saya dalam keadaan subur. Pak Mamat hanya tersenyum sambil berkata, "maaf bu, habis pantat ibu seksi sih." Begitu saja katanya. Istri saya terkulai lemas di ranjang milik Pak Bayu sambil terengah-engah kelelahan melayani kedua pria ini. Lalu, tanpa membiarkan istriku beristirahat Pak Bayu menjambak rambut istri saya dan mengarahkan wajahnya ke arah senjatanya yang sudah layu untuk menyuruhnya mengulumnya. Istrikupun membuka mulutnya yang masih terengah-engah itu sedikit karena dia masih harus menarik nafasnya. Tetapi Pak Bayu dengan kasar langsung menjejali mulut istri saya yang seksi itu. Bagian-bagian tubuh istri saya yang saya banggakan adalah mulutnya yang seksi dan pantatnya yang bahenol. Yola, istriku terlihat gelagapan karena dijejali senjata hitam pak bayu. Namun, Pak Bayu tetap melanjutkan tusukan senjata kotornya ke arah mulut istri saya. Pak Mamat yang kelelahan sedang duduk di tikar di lantai belakang mereka. Sedangkan saya sudah mulai beronani sendiri menyaksikan aksi persetubuhan istriku ini. Setelah beberapa kali dengan kasar Pak Bayu menyodok-nyodokkan senjatanya ke mulut istriku. Senjata Pak Bayu sudah mulai keras lagi, ia mengarahkannya ke arah kemaluan istriku dari belakang lagi. Perlahan nanmun terpekik istriku merasakan nikmat di kemaluannya. Lalu, Pak Bayu mulai menggoyangkan kembali pinggulnya menghujam-hujamkan kemaluannya ke arah liang rahim istriku. Tanpa membutuhkan waktu yang lama karena mungkin istriku sudah sangat bernafsu ketika melakukan persetubuhan dengan Pak Mamat, istriku langsung mendesis-desis keenakan, "oougghhh.... uuhhhhhh.... hufffffhhh.... ssssshhhhhhh........" Pak Bayu bertanya perlahan, "enak mah?" Istriku mengangguk-ngangguk sambil terus berguncang. Pak Bayu bertanya lagi, "nanti inap saya yah mah?" Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berguncang. Lalu, Pak Bayu terlihat agak sebal atas keangkuhan istriku ini, lalu ia menyuruh Pak Mamat mengambil lagi lilin itu. Lalu, meneteskannya di pantat istriku. Istriku kali ini tidak terpekik atau apapun dia hanya diam saja di tetesi lilin itu. Apakah sudah tidak merasakan sakit? Ataukah sudah di ambang kenikmatan? Istriku hanya mendesis-desis ringan, "ssshhhhhhh.... ohhhhssss........... ihhhhhhhhhhhsssss..." Seusai itu, Pak Bayu ingin tetap mencari cara agar istriku dapat menginap lagi malam ini. Saya tidak tahu sekarang sudah pukul berapa karena saya tidak membawa jam. Yang pasti langit sudah sangat gelap mungkin sudah sekitar pukul 20.00 malam. Bisa dikatakan istriku berada di rumah Pak Bayu sudah hingga larut malam. Memang rumah pak bayu ini seperti pondok kecil yang cukup jauh dari pemukiman desa jadi sangat sepi di sini. Pak Bayu mengguncang-guncangkan istriku dengan sangat keras sekali hingga terdengar suara "plok plok plok" seperti paha mereka sedang beradu. Istriku merasakan kenikmatan tiada tara ia mendongakkan kepalanya ke atas sambil meremas memilin dan menarik putingnya sendiri tanpa ampun. Istriku mendesis kencang, "AHHHHH... SSSHHHH.... IYAAAHHH IYAHHHHH...." Tiba-tiba saja ketika istriku berada di puncak seperti itu, Pak Bayu melepaskan senjatanya. Istriku berteriak, "PAPAAAAHHHH!!! JANGANNN DONGGG!!! KU MOHONNNNNNNNNN!!!" Pak Bayu hanya tertawa dan Pak Mamat juga tertawa di sana. Namun, istriku yang terengah-engah melangkah turun dari ranjang mengejar kemaluan Pak Bayu dan menggenggamnya untuk dikulumnya namun Pak Bayu menghindari istri saya. Pak Bayupun berkata sambil berusaha menghindari kuluman istri saya, "jawab dulu, mau tidak inap di sini malam ini?" Istriku tetap mengejar kemaluan Pak Bayu yang keras itu, tetapi tidak menjawab apapun. Pak Bayu bertanya lagi, "jika ingin mendapatkan kepuasan lagi mamah harus ikut bersama kami ronda malam ini." Istriku melotot ke arah Pak Bayu sambil berhasil mendapatkan kemaluan Pak Bayu dan langsung mengulumnya berkata sedikit, "tidak mau". Lalu, Pak Bayu melepaskan lagi senjatanya dari mulut istriku. Istriku bernada sebal dan berkata, "aduh papah aku ga bisa besok harus kerja pahh lain kali deh bener." Pak Bayu tetap berusaha mendapatkan istriku malam ini, "tidak papah maunya hari ini."

Istriku namun berkata, "ya sudah aku pulang saja sekarang." Namun, istriku beranjak berdiri dan mengambil dasternya siap memakaikannya ke pada tubuh telanjangnya dan ternyata istriku tidak membawa bra atau cd ke sini. Karena hanya memakai daster saja istriku langsung bersiap berjalan keluar rumah Pak Bayu. Namun, Pak Bayu menahan tangan istriku dan mencium bibir seksi istriku. Istriku nampak terhanyut lagi mereka saling berpangutan, mengulum lidah, mulut bibir, berbagi air liur. Nampak istriku sudah bernafsu sejak tadi sekarang semakin bernafsu. Daster istriku diangkat oleh Pak Bayu secara perlahan dan terlepaslah sudah kembali daster itu dari tubuh istriku. Sekarang nampaklah dua insan yang saling berpangutan ingin mendapatkan kepuasan dari persetubuhan. Lalu, Pak Bayu memberi kode kepada Pak Mamat untuk menyembunyikan daster istriku. Pak Mamat keluar dari rumah Pak Bayu dan menyembunyikan daster istriku itu di sebuah gentong di sekitar situ. Istriku masih terhanyut atas ciuman dan beberapa rabaan Pak Bayu terhadap tubuh istriku. Pak Mamat kembali dari luar ke arah dalam tanpa menutup pintu rumah itu, ia tertegun melihat pantat bahenol istriku yang terpampang di belakangnya. Pak Mamat nampak sudah bernafsu lagi, Pak Mamat kemudian segera bersiap melahap istriku lagi dengan melebarkan selangkangan istriku dan menjilati selangkangan istriku. Istriku nampak terhanyut atas aksi kedua pria ini. Istriku sudah lupa bahwa ia harus pulang karena sudah larut malam. Namun aku sendiri menyaksikan mereka dalam posisi ini sangat terhanyut atas nafsu dan kenikmatan. Darahku berdesir kencang sekali menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya di posisi apakah mereka akan melakukannya kali ini. Lalu, Pak Bayu melepaskan ciumannya dan mengulum dada istriku yang sudah sangat bernafsu ini. Dengan pintu pondok itu yang tetap terbuka sehingga semakin mudah saya melihatnya dari posisi ini. Pak Bayu memberi kode kepada Pak Mamat untuk menyingkir lalu menggandeng istriku keluar pondok sambil menoleh untuk memastikan keadaan sekitar apakah sepi. Setelah dirasa aman, istriku digandengnya ke arah samping pondok itu. Di situ ada meja yang biasa dipergunakan untuk duduk-duduk. Pak Bayu duduk di sana dan menyuruh istriku mengulum kejantanannya. Sedangkan Pak Mamat dari posisi belakang bersiap memasukkan lagi senjatanya ke dalam kemaluan istriku. Bless... masukklah sudah senjata Pak Mamat tanpa kesulitan dan istriku terpekik sedikit, "huffhfhhhhh..." Lalu, mulai digoyangkannya pinggul pak mamat itu, di hujamkannya senjata itu secara bertubi-tubi ke dalam kemaluan istriku. Sambil terus berusaha berkonsentrasi menghisap kemaluan Pak Bayu, istriku mendesis-desis kenikmatan yang memang sudah berkali-kali tidak didapatkannya karena di-'tanggung-tanggungkan' oleh mereka. Sekiranya dalam posisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama saya tidak tahu sudah berapa menit tepatnya tetapi menurut saya sekarang waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 21.00 malam. Sudah saatnya bagi Pak Mamat dan Pak Bayu ronda malam ini namun, sepertinya acara ronda mereka akan tertahan karena mereka sedang sibuk me-'ronda' tubuh istri saya yang terpampang jelas telanjang di antara mereka. Terlihat sangat sekali tubuh istriku kontras lebih putih di bawah petromax itu ketimbang kedua pria yang sedang menikmati tubuh istriku itu. Saya sendiri melakukan onani lebih cepat lagi karena sudah mendekati puncaknya. Oh nikmat sekali onani di ruang terbuka seperti ini sambil menyaksikan kedua pria sedang menikmati tubuh istriku yang sudah penuh peluh keringat bau sperma dan memar-memar di tubuhnya di malam yang panjang ini. Hingga aku mengalami ejakulasi pertama kalinya di sini. Aku tidak memiliki tissue atau apapun untuk menadah lahar panasku sendiri akhirnya aku hanya menembakkannya ke tanah di dekat situ. Terdengar suara-suara rintihan dari istriku yang sedang di ambang kenikmatan, "ohhh... hmmphhhh.... ssshh.... hufffhhh... hmphhh..." Karena mulutnya masih penuh dengan senjata Pak Bayu, istriku tidak dapat merintih dengan bebas.

Mereka di dalam posisi itu cukup lama, hingga aku mendengar ada suara langkah kaki di belakangku, dan ternyata itu adalah Pak Yono dan Pak Risman yang sudah bersiap-siap ingin mengajak Pak Bayu dan Pak Mamat ronda seperti biasanya. Namun, sepertinya mereka terbelalak melihat apa yang tengah terjadi di sana. Melihat istriku sedang merintih-rintih dihimpit oleh Pak Bayu dan Pak Mamat. Lalu, Pak Yono dan Pak Risman saling tertegun dan saling melihat satu dengan yang lainnya, lalu mereka tersenyum dan tertawa sambil berlari-lari kecil ke arah pondok Pak Bayu. Pak Yono membuka percakapan dengan berkata, "waduhhh... sepertinya ronda malam ini bakal seru nih." Istriku terkaget dan melepaskan kemaluan Pak Bayu dari mulutnya dan mendorong Pak Mamat dari dalam tubuhnya. Istriku melihat ke arah Pak Yono dan Pak Risman, lalu ia berlari ke dalam rumah Pak Bayu sambil menutup pintu rumah Pak Bayu. Lalu, aku mendengar Pak Bayu berkata kepada Pak Yono, "wah lu no... ganggu aja nih lagi asik juga." Pak Mamat pun bernada kecewa menimpali, "ah tau nih ga bisa lihat orang seneng apa?" Pak Yono hanya tertawa-tawa dengan Pak Risman sambil berkata, "tenang saja bay, gw sama Risman juga sudah pernah merasakan istrinya Pak Naryo kok." Pak Bayu dan Pak Mamat terheran-heran, "ha? serius luh? kapan?" Pak Yono berkata sambil mencari-cari istriku di dalam rumah, "cukup lama, yang penting sekarang gimana kalau kita main ramai-ramai aja biar seru." Pak Mamat berkata dengan sedikit sebal, "yaa... enak di elu dong dua kali dapet kita baru kali ini nih belum tentu ibu Yola mau kalau ramai-ramai gini." Pak Bayu mengambil inisiatif untuk berdiri dan membuka pintu pondok sambil bertanya kepada istriku, "mah... Pak Yono sama Pak Risman mau ikutan main nih boleh gak?" Istriku di dalam berusaha menutupu tubuh telanjangnya dengan tangannya sambil melihat ke arah Pak Yono dan Pak Risman dia hanya diam saja tidak berkata apapun. Pak Bayu bertanya sekali lagi sambil cengengesan dengan ke-empat pria lainnya, "mah ayo dong mereka nungguin nih abis mamah seksi sih malam ini jadi semua pria pada mau deh." Istriku akhirnya menjawab, "aku mau pulang saja, kembalikan dasterku." Lalu Pak Bayu berkata, "aduh jangan dong kan mamah belum puas dari tadi nanti pusing loh. Lagipula apa salahnya mereka ikutan toh mereka juga sudah pernah sama mamah kan?" Istriku melotot ke arah Pak Risman dan Pak Yono sambil berkata dengan nada lirih sedikit ketakutan seperti ingin menangis, "aku mau pulangg saja... tolong kembalikan dasterku..." Pak Bayu seperti memberi tatapan kepada Pak Yono lalu berkata, "ya udah gini aja deh, mamah boleh pilih dua pria dari kita berempat untuk melayani mamah malam ini. Setelah mamah bisa puasin dua pria malam ini maka daster mamah akan kita kembalikan." Istriku terdiam sambil menatap mereka berempat cukup lama, akhirnya istriku nampak menyetujuinya karena ia mengangguk kecil. Pak Yono berkata sambil tertawa kepada mereka, "ya udah ayo kita undi siapa dua pria beruntung itu." Istriku dengan mata melotot dan kaget tidak mampu mengeluarkan kata-kata apapun, ia hanya pasrah sambil terengah-engah ia berjalan dan duduk di tepi ranjang Pak Bayu sambil menunggu keempat pria tersebut saling bertaruh siapa yang mendapatkan tubuhnya malam ini.

Pak Yono berkata lagi, "ayo kita undi pake koin saja..." Singkat cerita, pemenang undian itu adalah Pak Mamat dan Pak Yono. Lalu, mereka tertawa keras karena berhasil mendapatkan istriku malam ini. Lalu, Pak Yono dengan cepat beranjak ingin mendekati istriku yang terduduk pasrah sebagai hadiah dari pemenang undian ini. Pak Bayu yang tidak mau kalah melihat istriku yang sepertinya sebal karena diundi. "Yono... Sepertinya Yola tidak mau tuh tampangnya murung gitu. Hm... saya punya ide gimana kalau kita semua buka baju biarkan Yola memilih dua pria di antara kita yang bakal memuaskan Yola malam ini." Lalu, istriku nampak senang atas keberanian Pak Bayu menolong dirinya, ia melempar senyum kepada Pak Bayu. Dalam waktu singkat mereka semua telah telanjang bulat, lalu Pak Bayu bertanya lagi, "mah, ayo dong dipilih dua pria di antara kita siapa yang menemani mamah malam ini?" Istriku nampak bingung untuk memilih setelah melihat senjata mereka semua, istriku menatap senjata mereka satu per satu dengan teliti, menatap wajah penasaran mereka dengan penuh arti. Akhirnya setelah cukup lama, istriku menunjuk, Pak Bayu dan Pak Risman untuk menemaninya malam ini. Istriku ternyata memilih pria-pria yang memiliki senjata terbesar di antara mereka. Pak Yono dan Pak Mamat lalu menggerutu, "wah curang lu bay, tadi kan sudah menang undian lagian elu kan paling ganteng pasti dipilih lah." Pak Bayu membela diri, "ini kan kemauan Yola kita harus menghargai dong keinginannya." Akhirnya, Pak Yono dan Pak Mamat menyerah dan berkata, "ya sudah tapi boleh kan kita menonton kalian di sini?" Pak Bayu lalu menatap istri saya sambil bertanya, "gimana mah?" Istriku diam sambil menatap mereka semua lalu kembali lagi ke Pak Bayu. Dan yang tidak kuduga-duga ternyata, istri saya sambil tertunduk malu menganggukkan kepalanya kepada mereka semua. Mereka semua berteriak, "yeeeyyy!!!" Pak Mamat dan Pak Yono berkata, "kita dapat tontonan gratis, bidadari seksi lagi." Pak Bayu berkata kepada istri saya, "akan menjadi malam yang panjang buat kamu nih mah." Istriku nampak pasrah tidak mampu berkata-kata lagi. Pak Bayu menyuruh istri saya, "mah, Pak Risman kan belum maksimal tuh, gimana kalau mamah bantu Pak Risman dulu." Istriku tanpa disuruh dua kali, ia turun dari ranjang Pak Bayu dan berlutut di depan senjata Pak Risman lalu mulai menjilati dan mengulumnya. Pak Yono berkata, "wah bay, lu mesra amat pakai panggilan mamah-mamah segala?" Istriku terlihat sibuk mengulum menjilati kemaluan Pak Risman tidak memperdulikan perkataan Pak Yono barusan sedangkan Pak Bayu hanya melempar senyum kemenangan kepada Pak Yono sambil menatap istriku yang sudah mulai asik dengan pekerjaan yang diberikannya. Memang sejak awal istriku sudah naik turun libidonya karena tidak diizinkan keluar oleh Pak Bayu seharian ini istriku belum mencapai orgasmenya satu kalipun. Sehingga mungkin saat ini, istriku sangat berharap bisa mengayuh orgasmenya dari kedua pria yang akan menemaninya malam ini agar dapat cepat menyudahi persetubuhan yang melelahkan ini dan pulang ke rumah menemui aku sebagai suami kesepian yang menantikannya di rumah.

Pak Risman mulai mendesah kenikmatan karena senjatanya sedang dikulum oleh bibir seksi istriku ini, "waahhh.... wiihhhh..." begitu kira-kira yang keluar dari mulut Pak Risman. Pak Bayu kemudian melihat aksi ini sudah cukup lama. Pak Bayu duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Pak Risman untuk bertukar posisi dan memposisikan istri saya menungging menghadap ke ranjang sambil bersiam mengulum senjata Pak Bayu. Istriku mengulum senjata Pak Bayu dengan lahap dan nikmat, sementara, Pak Rismah bersiap-siap memposisikan dirinya di belakang istri saya untuk menembus rahimnya. Bless... Istri saya benar-benar terpekik panjang ketika senjata Pak Risman berada di dalam rahimnya, "OOOOOUUUUUGGGGGHHHH.........." Lalu, Pak Bayu beserta Pak Mamat maupun Pak Yono, tertawa keras, "haha...haha...ha..." Istriku tetap melanjutkan 'tugas'nya untuk mengulum senjata Pak Bayu. Namun, rupanya Pak Risman sangat bernafsu malam ini, ia tidak menunggu lama langsung saja mempercepat irama goyangannya. Istriku megap-megap sambil berusaha mengulum senjata Pak Bayu. Seperti yang kaliang ingat di Part 3. Istri saya tidak dapat berkonsentrasi untuk mengulum kemaluan siapapun ketika Pak Risman sedang membelah rahimnya. Istriku meracau mendesis dan megap-megap, "aahhhhhh.... sssshhhhh.... gi...laaa...." Pak Bayu memakai kesempatan ini untuk menggoda istriku, "gila kenapa mah?" Istriku mendesis lagi, "sssshhhh.... gi...laaa....." Pak Bayu dan Pak Yono menyahut, "apanya sih yang gila?" Istriku tidak perduli lagi berkata, "bessaa...aaarr...... ooohhhhhh...." Mereka semua tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan istriku itu, "hahahahaa.... haha...." Memang sepertinya di antara mereka yang paling besar senjatanya adalah Pak Risman ini. Lalu, tak seberapa lama sepertinya Pak Risman memang sudah bernafsu sekali, ia segera akan mencapai puncaknya. Pak Risman memberi kode kepada Pak Bayu untuk bertukar posisi. Ketika, senjata Pak Risman dikeluarkan dari rahim istriku, istriku melenguh kecewa, "yaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh............ ssshhh........" Namun, Pak Bayu dengan cepat menggantikan posisi Pak Risman sedangkan Pak Risman berpindah ke mulut istriku. Tanpa harus disuruh lagi, istriku langsung melahap kemaluan pak risman yang penuh cairan cinta istriku itu sendiri. Tak sampai 3 menit, Pak Risman berteriak, "aaaaaaaaaahhhhhhhhhh......... nikmaaaaaaaattttttttt......" Diletuskannya lahar panas Pak Risman ke dalam mulut istriku hingga tumpah dari mulut istriku mengalir ke dagunya dan jatuh ke lantai. Beberapa dari sperma itu ditelan oleh istriku dan beberapa lagi jatuh dan tumpah di bibir serta dagunya. Setelah itu, Pak Risman nampak kelelahan sepertinya ia tidak dapat melakukan persetubuhan lagi sementara waktu. Sementara itu Pak Bayu yang sedari tadi sedabg memompa istriku memberi kode kepada Pak Risman untuk berbaring di bawah istriku untuk menghisap payu dara istriku secara lahap. Lalu, Pak Risman menuruti saja kemauan Pak Bayu.

Pak Risman memposisikan dirinya di bawah istriku tepat di bawah dadanya, menghisapnya memerasnya memilinnya mengulumnya menariknya. Istriku mendesis keenakan, "ooooohhhhhhhhhh sssshhhhhhhhh...." Lalu sekiranya sudah cukup, Pak Bayu menyuruh Pak Risman menyingkir. Pak Bayu mencabut senjatanya lagi lalu berpindah ke depan istriku untuk menyuruh istriku mengulum senjata Pak Bayu lagi. Istriku kecewa sekali karena ia belum mendapatkan orgasmenya lagi. Namun, Pak Risman beristirahat di pinggir sambil menonton istri saya yang sedang mengulum-ngulum kemaluan Pak Bayu. Nampak istri saya tengah terhanyut lalu, Pak Bayu memberi kode kepada Pak Mamat untuk menggantikan posisi Pak Risman tanpa persetujuan dan sepengetahuan istriku. Mungkin saat itu istriku berpikir itu adalah Pak Risman yang sedang ingin menyetubuhinya lagi ronde kedua. Lalu Pak Mamat memasukkan senjatanya ke dalam kemaluan istriku membelah nya dan menusuknya. Istriku mendesis keenakan, "ooooouughhhh.... ssssshhhh...." Sambil terus menggoyangkan pinggulnya Pak Mamat meremas-remas dada istriku dari belakang. Istriku terus memberikan pelayanan kepada Pak Bayu yang tak kunjung selesai. Tiba-tiba Pak Bayu memberi kode kepada Pak Mamat untuk mempercepat sodokannya. Istriku megap-megap keenakan lagi, "ooooouuuuggghhh sssshhh... ahhhhh.... issshhhhh..... terussshhh ....." Rupanya Pak Mamat yang sedari tadi menonton aksi istriku sebagai bintang filem porno malam ini tidak dapat bertahan lama. Pak Mamat menumpahkan spermanya ke dalam rahim istriku lagi. Istriku berteriak, "jangan di dalammmmm!!!! aduhhhhh!!!" Namun, Pak Mamat tidak perduli malah ia menghujamkan lebih dalam lagi senjatanya sambil berkedut-kedut karena keluar. Istriku tidak menyadari bahwa itu adalah sperma milik Pak Mamat. Lalu, tanpa harus menunggu lama, Pak Yono yang sudah tidak sabar itu menggantikan posisi Pak Mamat, istriku tidak menunjukkan rasa curiga sedikitpun. Hujaman demi hujaman diberikan oleh Pak Yono, remasan demi remasan diberikan oleh Pak Yono untuk memuaskan istriku. Pak Bayu melihat istriku sudah hampir orgasme karena desahannya sudah sangat keras, "aaaaaaaaahhhhhhh.... yaaahhh.... terussshhhhh.... lagi....lagi....." Lalu, Pak Bayu menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan siapa yang menyetubuhinya, "****** pak yono enak mah?" Istriku menengok kebelakang sambil menatap sayu ke arah Pak Yono, mungkin karena ia benar-benar mengharapkan bisa di puaskan malam ini tidak perduli oleh siapapun, akhirnya istriku mengangguk ke arah Pak Bayu. Pak Bayu kemudian memberi kode kepada Pak Risman lagi untuk meremas dan memilin Payu Dara istriku lagi. Sedangkan Pak Mamat memilin dan meremas payu dara istriku di sisi lain. Istriku benar-benar sudah di ambang kenikmatan, ia tidak perduli lagi dengan dua pria yang harusnya menyetubuhinya malam ini menjadi empat pria di sana. Suasana menjadi sangat hening hanya terdengar rintihan nafsu dari istriku, "ooohhh... shhh... ahhh... issshhh... huffhhh.... hmbpphhhh... yahhhh... iyaahhhh.... ssshhhh...." Keadaan ini berlangsung cukup lama, lalu Pak Bayu memberi kode kepada Pak Yono untuk bertukar posisi, sekarang Pak Yono berada di depan istriku sedangkan Pak Bayu menghujam kemaluannya ke dalam rahim istriku lagi. Istriku mulai mengulum senjata Pak Yono. Tiba-tiba saja Pak Risman sudah kembali keras. Berdiri di samping Pak Yono dan menyodorkan senjatanya ke muka istriku. Pak Mamat mengambil alih kedua payudara istriku. Mungkin karena dorongan yang kuat atas perlakuan ini semua, istriku yang sudah benar-benar bernafsu, ia menggenggam kemaluan Pak Yono dan mengocoknya. Sedangkan kulumannya berpindah ke senjata Pak Risman. Sesekali ia mengganti genggamannya ke arah senjata Pak Risman dan mengulum senjata Pak Yono. Istriku melakukan itu secara bergantian. Lalu, tampaknya istriku benar-benar sudah tidak sadar diri ia akan segera mencapai orgasmenya, kocokannya terhadap Pak Risman dan Pak Yono sudah tidak dapat berkonsentrasi lagi. Pak Bayu sudah mempercepat hujamannya kedalam rahim istriku.

Lalu, tiba-tiba saja ketika istriku akan segera mencapai klimaks, Pak Yono memberi kode kepada Pak Bayu karena Pak Yono meihat wajah istriku akan mencapai klimaks. Pak Bayu langsung melepaskan senjatanya dari rahim istriku. Istriku memelas benar-benar memelas ingin dipuaskan, "massss.... jangannnnnnnnnnnnn.............. ayo dongggggggggg.... aku mohonnnnnnnnnnn........." Mereka semua tertawa mendengar itu. Lalu, Pak Bayu nampak merebahkan dirinya di lantai sambil menyilangkan tangannya di balik kepalanya bersikap seperti arogant. Pak Yono berkata kepada istri saya, "jika kamu ingin dipuaskan maka kamu harus meraihnya sendiri." Lalu, istri saya menengok ke arah Pak Bayu yang sedang berbaring di lantai, ia merangkak naik ke atas tubuhnya sambil dengan tidak sabar menggenggam senjata Pak Bayu untuk di arahkannya ke liang kewanitaannya sendiri. Bless.... setelah kemaluan Pak Bayu merobek vagina istriku, istriku langsung meracau, "uuuuuuggggghhhhhh...." Tanpa berlama-lama istriku menggoyangkan pinggulnya meremas buah dadanya sendiri sambil memejamkan matanya menghadap ke langit-langit. Posisi istriku kini tegak lurus menghadap ke arah aku mengintip. Aku sangat horny melihat istriku dimabuk kepayang seperti itu. Akhirnya senjataku bereaksi lagi dan bersiap untuk beronani lagi. Namun, tanpa di duga-duga aku mendengar suara langkah kaki dari belakangku, aku buru-buru menghindar untuk bersembunyi. Ternyata itu adalah Pak Nizam! Wah bahaya apakah istriku akan disetubuhi oleh Pak Nizam juga??? Namun, ketika Pak Nizam terkaget-kaget menyaksikan istriku sedang terpejam dan meremas-remas memilin-milin dadanya sendiri dengan terus memejamkan mata dan menengadah ke langit-langit. Namun Pak Nizam tidak mengambil langkah apapun, ia hanya beronani menyaksikan istriku itu. Nampaknya, Pak Nizam belum sadar bahwa di sana ada empat orang pria, karena memang dari posisi Pak Nizam hanya dapat terlihat istriku seperti sedang bermasturbasi sendiri. Lalu, tidak sampai 5 menit Pak Nizam mengeluarkan lahar panasnya. Namun, ia panik karena tangannya tercecer oleh sperma miliknya sendiri. Pak Nizam berlari lagi kembali ke desa mungkin ingin pulang ke rumahnya untuk mencuci tangannya. Sedangkan aku kembali ke dalam posisi mengintip. Dan menyaksikan, istriku sedang dikelilingi oleh Pak Yono, Pak Mamat, dan Pak Risman. Mereka bertiga menyodorkan senjatanya ke arah istriku yang masih terpejam menikmati senjata Pak Bayu di dalam rahimnya. Namun, istriku tersadar bahwa ada tiga senjata yang sedang berada di sekitarnya. Tanpa berpikir dua kali, istriku menggenggam kemaluan Pak Risman dan Pak Mamat karena kebetulan posisi mereka di kanan dan di kiri, serta menghisap kemaluan Pak Yono yang berada di depannya persis.

Rintihan demi rintihan terdengar, "hmmmphhh.... huffhfhhh.... sshhhmmm..... ssshhhmmmm.... hmppffhh..." Karena mulutnya di jejali senjata sangat sulit untuk merintih. Darahku berdesir dengan sangat kencang, jantungku berdegup kencang sekali, nafsuku meningkat secara drastis karena menyaksikan perbuatan mereka kepada istriku. Tangan istriku sibuk mengocok kemaluan Pak Mamat dan Pak Risman, mulut istriku sesak karena dijejali kemaluan Pak Yono, liang senggama istriku dipenuhi oleh kemaluan Pak Bayu. Semua hal ini membuat aku sangat bernafsu, aku mengocok kemaluanku sendiri dengan sangat cepat. Sambil aku berkata kepada diriku sendiri, "ohhh... istriku apakah kamu sesak dengan semua senjata-senjata perkasa itu di sekitarmu? ohh... apakah kalian semua puas menerima 'pelayanan' istimewa dari istriku yang seksi itu? ohhh... apakah 'pelayanan' istriku memuaskan kalian semua? ohh... apakah istriku benar-benar ingin dipuaskan oleh kalian semua sekaligus?" Semua perkataan kepada diriku itu membuat aku sangat bernafsu. Suara nafsu dari mereka semua pun mulai terdengar, mereka semua tak henti-hentinya juga memuji-muji istriku, "enak sekali kocokanmu sayang....", "ibu terlihat sangat seksi sekali di posisi ini....", "dik Yola kamu wanita yang terhebat yang pernah aku rasakan", "mahhh... kamu seksi sekali malam ini mahhhh... mereka semua menyukaimu...." Istriku nampak semakin membara nafsunya setelah dipuji-puji oleh mereka berulang-ulang, "cantik, seksi, horny, bidadari, tubuh indah, pelayanan bagus, permainan hebat...." Aku sudah tidak dapat membedakan lagi suara-suara siapa itu, "ohhhh.... mantapppp.... enakkkkkk... terussshhhh.... ssshhhhh.... ougghhhh.... hmbppphhhh.... huffhhhh...... enakkkkk.... terusss..... lagi...." Saya sendiri memuji-muji istriku dari sini, "istriku kamu hebat sekali bisa memuaskan mereka semua.... apakah kamu puas sayang? apakah kamu ingin mereka menyemburkan spermanya ke seluruh tubuhmu itu?" Pak Bayu memberikan pengarahan terakhir kepada mereka, "ayooo.... mahhhhh... kita semua keluarkan secara berbarengan.... siapppp.... ohhh...." Terlihat istriku semakin cepat mengocok kemaluan mereka semua, mulutnya semakin cepat keluar masuk dari senjata Pak Yono. Tangan-tangan pria itu membelai rambut istriku, meremas dan memilin dada istriku dengan kasar dan gemas. Mengusap-ngusap lembut punggung dan bahu istriku. Gerakan mereka semua sudah berantakan dan sangat cepat seperti gempa bumi lokal atau bahkan seperti orang sedang mengadakan ritual dan kesetanan. Terus.... terusss.... begitu kataku. Ohhhh.... Namun, hal yang ditunggu-tunggu oleh kita semua termasuk saya, Pak Risman, "ohhhhhhhh........" menyemburkan spermanya terlebih dahulu menembak ke arah rambut dan pipi istriku dan di arahkan turun ke arah bahu serta payu dara istriku. Lalu Pak Yono nampak juga telah mencapai klimaksnya, "dik Yolaaaaaaaaaaaaa............" tumpah di dalam mulut istriku dan tercecer ke dahu hingga ke perut Pak Bayu. Pak Mamat, "ibu memang seksiiiiiiii.... dan cantik......." disemburkannya ke arah pipi dan rambut sisi kanan bahu serta payu dara kanan istriku. Istriku nampak mencapai orgasmenya juga tetapi ia tersedak dengan sperma di dalam mulutnya yang belum sempat ia telan. Istriku menjerit, "AOHGHGHGOGH... UUGGHGHHHHH.... " Seperti orang gelagapan karena ada air di mulutnya. Pak Bayu pun bersamaan dengan istriku, "OHHHHHHHHHHHHHHHHHH............" Ditumpahkannya di dalam rahim istriku. Akupun telah mencapai ejakulasiku dan mencecer spermaku ke semak-semak di sekitar situ. Istriku menengadah ke atas sambil berteriak, "GILAAAAAAAAAAAA.......... AKU PUASSSSSSSSSSSSS......SEKALI...." Apakah ini yang dinamakan multi-orgasme? Karena istriku sudah seharian tertahan tidak bisa mencapai orgasmenya karena Pak Bayu, nampak istriku meledak-ledak orgasmenya kali ini. Lagi-lagi istriku berteriak, "ENAKKKKKKKKKKK................ NGEEEEEEEEHHHHHHHHHHHHHHHHHHH..............."

Setelah itu istriku ambruk seambruk-ambruknya di atas tubuh Pak Bayu. Aku melihat istriku nampak tidak bergerak sama sekali di atas tubuh Pak Bayu. Sedangkan Pak Yono, Pak Risman, Pak Mamat sedang terkulai lemas di pinggir ruangan. Mereka terengah-engah dan berada dalam posisi itu cukup lama. Akupun hanya bisa menyaksikan mereka beristirahat. Lama sekali istriku tidak kunjung bergerak dari posisi itu. Aku tidak tahu saat ini sudah pukul berapa, karena aku tidak dapat menemukan jam di manapun di sini. Hingga akhirnya Pak Bayu menggeser tubuh telanjang istriku dari atas tubuhnya diletakkan di sampingnya. Nampak istriku tidak bergerak dan benar-benar lemas sekali, apakah ia pingsan? atau hanya tertidur? Aku sangat kahwatir dari posisi ini aku benar-benar tidak dapat melakukan apapun. Pak Bayu akhirnya membuka perkataan pertama kalinya, "wah... kayaknya tertidur nih... kecapean..." Mereka semua cuma tersenyum-senyum saja sambil terengah-engah. Akhirnya, saya melihat mereka semua mulai berpakaian, beberapa di antaranya mengambil air dari teko dan minum. Mereka membiarkan istri saya tertidur begitu saja di lantai yang dingin. Setelah semua berpakaian lengkap, mereka mengangkat tubuh telanjang istri saya untuk di baringkan di atas ranjang. Istri saya nampak tidak bergerak sama sekali, ia benar-benar kelelahan atas persetubuhan kali ini. Aku melihat mereka tertawa-tawa menyaksikan tubuh telanjang istriku yang tidak berdaya ini. Lalu, Pak Yono meminta izin kepada mereka semua, "sudah nih kayaknya pesta malam ini, kapan-kapan lagi yah? ajak-ajak lu bay jangan main sendirian. saya pamit pulang dulu yah. suaminya dikabarin tuh bay kalau istrinya menginap malam ini hahahaha...." begitu kira-kira ejekan Pak Yono. Lalu Pak Mamatpun turut berkata, "saya juga pamit deh mau ronda, bahaya nanti diomelin warga." Pak Risman pun mengikuti mereka untuk keluar. Namun, sebelum mereka semua beranjak pergi, istriku seperti mengatakan sesuatu, "p...puu...laanggg.... antar aku pulang.... mas" Pak Bayu berkata, "memangnya mamah kuat jalan?" Istriku berkata lagi, "to...long... mass... aku... harus pulangg...." Sepertinya istriku berusaha bangkit dengan tubuh lemasnya tetapi tidak mampu sama sekali, ia benar-benar lemas. Jika saja aku bisa memeritahukan istriku, aku mengizinkan istriku untuk tidur di sana malam ini, aku tidak akan marah ketimbang ia harus bersusah payah seperti itu untuk pulang. Aku tidak ingin membahayakan istriku. Namun dengan terus berusaha bangkit istriku ingin pulang ke rumah. Akhirnya Pak Bayu berkata, "baiklah akan saya gendong kamu mah untuk pulang..." Tubuh telanjang istriku diangkatnya, dan mereka memakaikan daster istriku lalu menggendong istriku beramai-ramai ke arah rumahku. Sebelum mereka sampai di rumah aku buru-buru berlari untuk menyalakan lampu rumah dan harus segera bersembunyi.

Sesampainya aku di rumah, saya langsung melihat jam dinding di rumahku dan terkaget-kaget ternyata sekarang sudah jam 2 Pagi. Berapa lamakah persetubuhan itu berlangsung? Akhirnya beberapa menit kemudian, rombongan mereka menggotong istriku telah sampai di depan pagar. Tetapi ada yang aneh, loh? Ke mana daster istriku??? Daster istriku bukannya tadi dipakaikan oleh mereka? Mereka membuka pagar dengan kunci yang di bawa oleh istriku. Tetapi aku lupa bahwa pintu depan tadi aku grendel jadi mereka tidak bisa masuk. Sambil berjingkat-jingkat mereka berjalan agar aku tidak terbangun karena mungkin mereka berpikir aku sedang tidur. Istriku dengan tubuh telanjangnya dibaringkan oleh mereka di bangku teras halaman rumah. Lalu mereka menutupi tubuh telanjang istriku dengan dasternya. Ternyata daster itu basah kuyup atas keringet dan sperma istriku sepertinya. Maka dari itu mereka membuka daster istriku agar tidak masuk angin. Namun sekarang istriku terpaksa harus berbaring di halaman karena tidak dapat masuk. Aku akan menunggu mereka pergi baru aku menjemput istriku di depan sana. Cukup lama aku menunggu mereka pergi, malah Pak Mamat berkata "biar saya jaga ibu yola di sini aja apa? kasihan kan?" Tetapi Pak Bayu berkata, "bahaya mat nanti Mas Naryo bangun kita repot" Pak Yono pun bingung harus berbuat apa, "tapi kita tidak bisa membiarkan dia di sini bay." Pak Bayu berkata lagi, "begini saja, kita ronda sesekali kita kembali melihat ke sini, untuk memastikan saja bahwa Yola aman." Akhirnya mereka semua pergi, akupun dengan segera membawa istriku masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahku kembali. Dari posisi ini, aku dapat melihat dengan jelas, tubuh istriku bau sperma sangat pekat dan kuat. Di rambut istriku berceceran sperma-sperma pria-pria brengsek itu. Dada istriku memar-memar seperti bekas gigitan. Pantat istriku merah padam karena lilin dan tamparan-tamparan. Punggung istriku nampak seperti bercak-bercak merah karena tetesan lilin. Di dada istriku terdapat sperma yang sudah mengering. Mulut istriku juga terlihat adanya sperma yang mengering di sana. Vagina istriku nampak hancur berantakan, jika aku buka nampak seperti vagina itu melebar, dan banyak sekali cairan di sekitar situ yang sudah mengering. Bulu-bulu kemaluannya juga sudah tercecer sperma tidak karuan. Aku membiarkan istriku beristirahat di bangku bambu malam ini sambil memberikannya selimut dan bantal untuk menutupi tubuh telanjangnya. Daster istriku diletakkan di sebelahnya. Baunya pekat sekali percampuran antara keringat dan sperma.

Keesokan paginya istriku tidak pergi ke toko di kota, ia benar-benar terkapar lemas hingga jam 12 siang. Aku berpura-pura belum bangun di dalam kamar. Aku mendengar istriku terbangun, ia berjalan secara perlahan ke dalam kamar untuk mengambil daster baru serta handuknya. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Layaknya seorang suami harusnya menceraikan istri yang sudah seperti ini. Tetapi saya, sangat mencintai istri saya, saya tidak bertanya ataupun berkata apapun kepada istri saya tentang semalam. Saya bersikap biasa saja terhadap istri saya seolah-olah tidak terjadi apapun. Istriku tampak ceria sekali hari itu mungkin karena ini pertama kalinya ia berhasil mendapatkan multi-orgasme. Saya ingin mendukung apapun yang ia lakukan jika ia pikir itu benar dan membuatnya bahagia. Maka aku tidak akan pernah menceraikannya, melainkan berusaha memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung selama ia dapat ter-'puaskan' secara lahir dan batin. Aku ingin istriku, Yola, bahagia. Aku cinta kamu Yola, selamanya.

Perlu diingat bahwa Part 5 dan 6 bukanlah 100% kisah nyata. Itu adalah request pembaca ingin melihat aksi Yola lebih liar lagi khususnya gangbang. Tetapi, memang kejadian-kejadian seperti itu ada walaupun tidak se-sadis atau se-heboh yang di ceritakan di part 5 dan 6. Saya dan Raka berharap kalian menyukai cerita special kali ini.

Salam,
Naryo & Raka

Cerita Eksibisionis Yola : Istriku Ternyata Eksibisionis Part 5 : Perselingkuhan

Prolog:
Cerita di bawah ini merupakan 80% kisah nyata yang direvisi oleh saya Naryo selaku suami, bersama sahabat cyber saya bernama Raka (perlu diingat bahwa Raka akan muncul di part selanjutnya dari kisah berkelanjutan ini). Nama yang akan di tampilkan dalam sepanjang cerita "Istriku ternyata Eksibisionis" ini adalah 100% nama pendek dan nama panggilan dari nama asli kami.

Saya (Naryo) 32 tahun dan Istri (Yola) 29 tahun, kami sudah menikah selama 7 tahun lamanya (Sejak Tahun 2005). Saat ini sudah tahun 2012, Agustus. Sedikit bercerita tentang istri saya selaku tokoh utama dari kisah nyata ini, ia memiliki penampilan cukup sederhana dan menarik, sangat periang, dan memiliki banyak teman. Menurut Raka, istri saya cukup cantik dan menarik jika diberi angka 1-10 ia memilih angka wajah (7.5) dan badan (7). Dan ia seperti memiliki darah keturunan chinese hanya sekitar 20% saja (tidak terlalu kelihatan).

Tokoh-tokoh dalam kisah Istriku Ternyata Eksibisionis Part 5 (Perselingkuhan):
- Naryo (penulis, saya, suami dari Yola)
- Yola (tokoh utama dalam cerita ini, istri dari Naryo)
- Raka (teman cyber online saya yang membantu penulisan dan revisi kisah ini)
- Pak Yono (sang benalu desa, orang yang kurang ajar, tidak tahu malu, gendut, tidak menarik, pengangguran)
- Pak Risman (pekerja keras, sangat hormat kepada semua orang terutama saya dan istri saya)
- Pak Mamat (penjaga ronda malam desa, sopan beritikat baik tetapi terpengaruh oleh temannya bayu)
- Pak Bayu (bersifat kurang ajar, lebih berani dalam segala hal, penjaga ronda malam)
- Pak Nizam (bertubuh sangat kecil kerempeng, peronda malam juga, bertubuh coklat)

Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya bahwa istri saya positif sekali menyukai aksi Eksibisionis. Sedangkan saya sendiri sebagai suaminya menjadi kesulitan untuk memuaskan hasrat istriku karena ternyata aksi eksibisionis istriku membuat ejakulasiku menjadi sangat dini, hasrat-hasrat sebagai suami terlepaskan seketika menjadi sang pengintip istri yang melakukan aksinya.

Pada Part 5 ini, saya ingin menceritakan kisah yang kami alami sekitar bulan July 2006. Perlu saya jelaskan bahwa kisah kali ini dapat dikatakan 'terlalu dibesar-besarkan' karena request dari beberapa penggemar di YM saya yang ingin melihat aksi 'special' lebih liar lagi dari istriku, Yola. Walaupun kisah di part 5 ini tidak sepenuhnya benar tetapi sekiranya 40-50% dari cerita Part 5 dari segi cara, sebagian tehnik bercinta, tokoh-tokoh pria, maupun lokasi kejadian, serta sebagian kata-kata liar adalah benar sesuai dengan kejadian nyata dan dapat di sangsikan kebenarannya. Tetapi, tehknik pelecehan, kata-kata kotor yang berlebihan, kata-kata melecehkan suami (saya sendiri), serta ke-kotoran semua hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pria kepada istri saya, Yola, adalah karangan dari Saya dan Raka. Karena seperti yang sudah pernah saya katakan sebelumnya di part 1-4 Yola, istriku, merupakan wanita terpandang di desa ini, wanita yang dikagumi oleh beberapa mata keranjang di desa ini, sehingga mereka tidak akan berani memperlakukan istriku secara hina / kasar, sebaliknya mereka menghargai dan memperlakukan istriku dengan penuh perasaan, tetapi, diwarnai dengan sedikit sekali kekasaran dan keliaran. Namun, agar cerita ini lebih menarik dan seru, saya dan raka membuat kisah kali ini menjadi sangat 'hot' menurut kami. Saya dan raka memilih moment ini sebagai moment special karena dapat saya katakan bahwa kisah istriku di-'gagahi' oleh Pak Bayu adalah merupakan pengalaman seks terbaik istriku yang pernah dia alami selama kami masih tinggal di desa ini. Ketika kami pindah ke kota yang akan kami ceritakan di beberapa part ke depan, barulah ada lagi pengalaman persetubuhan istriku dengan pria-pria yang mungkin lebih hebat atau bahkan sama hebatnya dengan Pak Bayu. Perlu diketahui, hingga kini, tahun 2012, Pak Bayu-lah yang masih rajin menyetubuhi istriku. Dan, beginilah kisah special paling liar istriku, Yola, kali ini.

Suatu ketika di hari sabtu siang, seperti biasa istriku, Yola sedang membersihkan rumah di pagi hari. Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi. Istriku bangun pagi sekali di hari itu. Akupun terbangun karena memang aku tidak betah jika istriku tidak berada di sampingku terutama saat matahari mulai terlihat. Ketika istri saya terbangun seperti biasa kami tidak mengenakan pakaian apapun ketika tidur. Istri saya beranjak ke lemari dan mengambil daster miliknya lalu tanpa mengenakan daster tersebut ia langsung beranjak keluar kamar. Saya pun terbangun seketika Yola keluar kamar. Saya mendengar istri sedang berada di halaman belakang. Seperti yang sudah pernah saya ceriterakan bahwa kamar mandi kami berada di seberang jendela kamar tidur kami. Saya melihat mencuci muka dan menggosok gigi di kamar mandi dengan telanjang bulat. Dasternya digantung di samping kamar mandi tersebut. Setelah selesai kumur-kumur dan gosok gigi. Istri saya lupa untuk mengambil handuknya karena mungkin sedang dijemur. Lalu ia beranjak ke arah jemuran. Posisi jemuran ini agak ke depan rumah, jika saja ada orang yang lewat di pagar rumah kami maka dapat melihat jemuran kami berada di sisi kanan dari rumah kami. Akan tetapi, dari posisi saya tidak dapat terlihat jelas istri saya yang berada di jemuran itu. Saya melihat istri saya lama sekali tidak kembali ke arah halaman belakang ada apa? sayapun mengambil sarung dan beranjak keluar kamar untuk mengecek keberadaan istri saya. Sangat terkaget-kaget saya melihat istri saya hanya mengenakan handuk yang sangat tidak layak untuk menutupi seluruh tubhnya. Dada 34C milik istriku seperti ingin mencuat keluar dijepit oleh handuk tersebut. Sedangkan bagian bawah istriku akan mudah terlihat oleh siapa saja yang berdiri di dekatnya atau menunduk sedikit saja. Saya melihat istri saya sedang berdiri di dekat pagar dan bercakap-cakap dengan seseorang. Orang itu ternyata adalah Pak Bayu. Jika kalian sudah membaca part sebelumnya. Pak Bayu adalah salah seorang penjaga ronda malam bersama Pak Mamat. Kepribadian Pak Bayu kurang sopan seperti Pak Yono. Iya juga mata keranjang seperti Pak Yono sering sekali menggoda wanita baik tua maupun muda, baik istri maupun single. Pak Bayu memiliki tubuh seperti saya tidak terlalu gendut ataupun kurus. Tetapi Pak Bayu memiliki tangan yang cukup kekar menurut saya. Dia berkulit lebih hitam dari Pak Risman, ciri khas warna kulit jawa yang cukup hitam menurut saya. Sedangkan saya dan istri saya tidak memiliki kulit sehitam itu. Saat itu saya melihat istri saya bersandar di Pagar rumah kami sambil berbincang-bincang dengan Pak Bayu. Entah sudah berapa lama mereka berbincang karena saya baru saja keluar. Lalu, saya mencoba mengintip dan mencari posisi yang agak pas untuk mendengar pembicaraan mereka. Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.15, langit masih sangat gelap. Sepertinya Pak Bayu sedang ronda menjaga lingkungan.

Akhirnya saya mendapat posisi yang cukup baik untuk mendengar percakapan mereka. Posisi itu adalah di samping rumah sebelah kiri (jika anda ingat kejadian part 3, tentang istriku digumuli oleh Pak Yono dan Pak Risman, di tempat itulah saya mengintip.). Saat itu, yang saya dengar adalah kata-kata istri saya, "ahhh ya ga lah Pak... masa pagi-pagi sih." Saya belum mengerti apa arti pembicaraan itu. Lalu, Pak Bayu berkata, "lalu, mengapa dik Yola kok tumben pagi-pagi lagi menjemur pakaian? Biasanya saya ronda ga pernah lihat dik Yola menjemur pakaian, kalau saya tahu dik Yola pagi-pagi menjemur pakaian, mah saya sudah pasti mampir ke sini terus." Istriku sambil cekikikan berkata, "ah ga kok Pak tadi saya habis cuci muka aja kok terus lupa bawa handuk jadi saya ambil handuk di jemuran. Saya mana tahu kalau Pak Bayu sedang menjaga di depan." Lalu, Pak Bayu sambil tertawa-tawa menjawab, "loh cuci muka atau mandi sih? kok tidak memakai pakaian apapun?" Istriku sedikit terbata-bata menjawab, "eh... anu... Pak iya... saya..." Tiba-tiba Pak Bayu menimpali, "hayo.... abis dikasih jatah sama Mas Naryo yahhh... enak dong pagi-pagi udah dapet jatah. Kalau saya punya istri secantik dik Yola juga pasti tiap pagi saya genjot hehe..." Istriku sambil bernada sebal malah menjawab, "eh bukan Pak! Mas Naryo mah boro-boro deh pagi-pagi jatah, jam segini masih ngorok palingan." Lalu, Pak Bayu mengkerutkan dahi sambil bertanya lagi, "loh? bangunin aja dong masa punya istri secantik ini disia-siakan? Kalau ga mau bangun bangunin aja bagian tertentu dik hehe..." Istriku sambil bernada manja menjawab, "ihhh... bangunin apa tuhhhh Pak... pagi-pagi hayoo omongannya..." Pak Bayu seperti mendapat lampu hijau menjadi semakin berpikir kotor, ditambah lagi istriku yang hanya berbalut handuk berkata, "yah abis... Pagi-pagi saya sudah melihat dik Yola telanjang gimana ga pusing yah? Masa mas naryo ga bangun kalau lihat dik Yola seperti ini?" Saya melihat Pak Bayu sambil berkata seperti itu dia mengarahkan tangannya ke arah celananya seperti membetulkan celana dalamnya. Mungkin senjatanya sudah mengeras. Saya sendiri spontan, senjata saya sudah keras di balik sarung milik saya. Istriku seperti tertawa girang sekali sambil menutupi mulutnya melihat kejadian itu. Lalu, Pak Bayu berkata lagi, "loh!? kok malah ketawa sih senang yang menyiksa 'adik kecil saya' di dalam sini?" Sambil menunjuk ke arah selangkangannya sendiri. Istriku malah semakin tertawa tertahan dengan mulutnya, "ngik...ngikik.... hihi.... ngikk.... hihi.... abis... abissss Pak Bayu lucu hihi.... dik Yola kan ga ngapa-ngapai Pak, si adik yang ber-'unjuk rasa' sendiri kok yeee...." Pak Bayu tersenyum girang berkata, "Yah dik Yola, adik siapa yang ga ber-unjuk rasa melihat dik Yola sih?" Istriku tertawa cekikikan lagi, sambil berusaha berkata-kata, "ngikik....hihi... Adiknya Mas Nar dong!" Pak Bayu bertampang sok prihatin berkata, "ha!? masa sih mas nar ga bereaksi melihat dik Yola seperti ini?" Istrku berkata lagi, "ihh... tanya aja kalau ga percaya mau telanjang jg udah ga membesar lagi tuh itunya. Apalagi cuma begini Pak.... boro-boro dehhh dilihat juga gak." Pak Bayu dengan bahagia menjawab, "wahh sayang yah punya istri seksi gini di sia-sia in. Saya mah tadi kalau melihat dik Yola lebih lama lagi bisa banjir ga karuan deh." Istriku tertawa semakin cekikikan sambil berkata, "banjirrr? ujan kali!" Pak Bayu terus berusaha menggoda istri saya yang berdiri di pagar hanya mengenakan handuk saja, "ehh, beneran loh dik. Kamu sih pagi-pagi udah bikin pusing aja." Istriku menjawab sambil tetap tertawa,"yah maaf deh Pak, saya kan ga lihat ada Pak Bayu di situ. Lagian, matanya ganjen uda tau[ ada cewe telanjang udah lari aja. ini malah di panggil! huh!" Pak Bayu semakin bahagia berkata, "yah... namanya juga rezeki masa dilewatin toh! emang dik Yola ga takut diperkosa pagi-pagi seperti itu? Daerah sini kan banyak malingnya dik." Istriku menjawab, "ah siapa yang mau sih sama yola, udah gak seperti waktu muda dulu masih sekel. Lagian kalau sampai diperkosa Pak Bayu yang dijitak masa uda jaga ronda masih ada maling hayo!" Saat itu waktu menunjukkan pukul 05.30, keadaan masih sangat sepi. Pak Bayu terlihat masih berusaha mrnggoda istri saya, "Mas Nar sekarang masih bobo dik?" Istriku menjawab, "iya Pak kenapa? ada perlu? saya bangunin kalau ada perlu? mau masuk dulu?" Pak Bayu berkata,"boleh saja." 

Lalu, istriku mengambil kunci dan membuka Pagar mempersilahkan Pak Bayu duduk di teras, "bapak mau minum apa? saya bangunin mas naryo dulu yah." Saya pun bersiap-siap lari ke dalam tetapi malah pak bayu berkata, "ehh jangan... saya perlunya cuma sama dik Yola kok. hehe..." Istriku bingung saya juga bingung, "anu dik... boleh ga aku liat kamu lagi kayak tadi waktu jemur?" Lalu, senjata saya sekejap mendadak keras, istriku menjawab, "ya ampun mas aneh-aneh aja ya ga bolehhhh lahhh!!! Kalau mas Naryo bangun bisa gawat!" Pak Bayu memelas, "aduh dik sebentarr saja! yah... dulu kan dik Yola juga pernah telanjang di depan kita-kita masa lupa. jadi apa salahnya sekali lagi kan?" Istriku berusaha mengelak, "ga ah mas... saya buatin kopi dulu yah" Sambil beranjak ke dalam rumah sayapun berusaha berpindah posisi mengintip ke arah dapur. Saya melihat di dapur istri saya membuat kopi, seselesainya kopi itu, ia membuka handuknya dan membalutkannya lagi ke tubuhnya saya tidak begitu mengerti apakah ia membetukkan handuknya saja atau apa. Lalu, sambil membawa kopi, istriku berjalan keluar sambil berjongkok dan meletakkan kopi... terlepaslah sudah handuk itu dari tubuhnya sreetttt.... jatuh ke tanah. Pak Bayu terbelalak matanya, dengan spontan saya mengocok senjata saya. Saya langsung berpikir apakah tadi di dapur tadi ia mengendurkan handuknya? ataukah hanya kebetulan? saya tidak mengerti lagi. Lalu, istriku meletakkan kopi sambil berkata, "ehhh maafff Pak." Pak Bayu yang terpana ke arah dada istriku tidak melepaskan pandangannya sedikitpun ia berkata, "Wowww!! Indahnya dik tubuhmu." Lalu istriku sambil masih berjongkok berusaha menutupi dadanya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya berusaha menggapai handuk dibelakangnya tetapi sepertinya terinjak oleh kaki kirinya, ia berusaha menarik handuk tersebut sambil melihat ke arah Pak Bayu dengan sedikit sebal karena pandangan Pak Bayu yang menusuk ke arah tubuh telanjangnya yang tak kunjung berhenti. Ketika berusaha menggapai dan menarik handuknya itu, istri saya malah terjatuh terjuntai di lantai. Dengan bertopsng pada kedua sikunya serta paha kanan di angkat menahan untuk berpijak, ia kesakitan. Posisi ini seperti pose seorang foto model porno saja menurut "teman saya raka". Sekiranya itu, Pak Bayu membantu mengangkat tubuh telanjang istri saya dengan kedua tangannya di bawanya ke ruang tengah sambil berpura-pura prihatin atas apa yang telah terjadi. Pak Bayu berkata, "kamu gak apa-apa dik?" Istriku mengaduh sambil melihat siku tangannya yang kesakitan, "aduhhh... i...iya gpp Pak..." Pak Bayu terdiam cukup lama mengamati tubuh telanjang istriku. Istriku berkata kepada Pak Bayu, "ih udah ah jgn dilihatin terus dongg! nyebelin..." Pak Bayu berkata sambil tertawa, "hehe.. maaf dik abis kapan lagi bisa lihat kamu begini." Istriku menggerutu lagi, "Pak... tolong handuk saya dong... nanti Mas Nar keburu bangun." Saya sangat terbawa suasana di sini mengocok dengan cukup cepat. Lalu, saya melihat Pak Bayu beranjak mundur sambil terus mengamati tubuh telanjang istriku ke arah depan, ia mengambil handuk di depan dan menghirup aroma istriku yang tertempel di handuk itu. Aku merasa bapak ini sangat aneh melakukan bisa hal seperti itu, karena menurut saya bau istri saya biasa saja kalau pagi-pagi tidak wangi. Lalu, Pak Bayu sambil terus menghisap aroma dari handuk itu ia mengeluarkan senjatanya dari celananya. Dan mengocoknya secara perlahan, sambil terus menghirup aroma istri saya dari handuk itu ia menutup mukanya dengan handuk itu.

Mata saya tertuju kepada istri saya yang ternyata ia berjalan ke arah teras mencari pak bayu yang terkaget-kaget ia melihat senjata pak bayu hitam kecoklatan dan besar. Istri saya betul-betul terpana melihat aksi Pak Bayu yang tidak ia duga-duga ini. Ia sangat terharu kagum senang terpancar dari wajahnya. Wajah istri sayapun terlihat memerah padam karena malu. Namun sepertinya karena Pak Bayu sengaja menutupi mukanya dengan handuk istriku, Pak Bayu tidak menyadari bahwa istriku berada di sebelahnya. Saya berpikir istri akan menegur atau meninggalkan Pak Bayu tetapi yang tidak di sangka-sangka, istri malah mengambil posisi mengintip sambil memegangi dadanya sendiri. Memilin dadanya sendiri, memejamkan mata dan melihat lagi ke arah senjata Pak Bayu yang masih dikocok terus oleh Pak Bayu. Waktu menunjukkan pukul 06.00, jalanan sudah mulai agak terang. Istri saya terus memilin dadanya sambil terus mengawasi Pak Bayu takut Pak Bayu sadar. Tak lama setelah itu istri saya mengangkat satu kakinya ke atas kursi di dekat dia mengintip dan memasukkan jarinya ke arah selangkangannya. Sambil berusaha menahan nikmat istriku menggigit jari bawahnya. Lalu, dengan terus berusaha menggapai orgasme baik istriku maupun pak bayu mempercepat kocokan mereka masing-masing. Istriku benar-benar dilanda nafsu, ia memilin dan menarik putingnya semakin cepat dan keras. Istriku memejamkan matanya mendongak ke atas sambil sedikit melenguh tertahan, "uhhhh....." Lalu, istriku kaget dengan lenguhannya sendiri dan menghentikan perbuatannya itu semua sambil melihat tajam ke arah sekitar dan pak bayu. Takut-takut pak bayu mendengar lenguhan barusan. Setelah merasa aman, istriku malah berjalan ke kursi sebelah pak bayu, ia memilin putingnya sendiri secara perlahan sambil melihat keadaan sekitar dan ia hampir saja melihat saya yang sedang mengintip dari samping rumah. Kocokan sayapun terhenti dan berusaha mengumpet sambil menenangkan diri bahwa saya tidak ketahuan. Dan, sepertinya memang tidak ketahuan karena saya melihat istri saya mencoba maju lebih dekat lagi ke arah pak bayu sambil terus meremas dadanya sesekali istri saya berlari ke arah dalam ketika ia melihat pak bayu ingin bergerak. Sepertinya istri saya memang benar-benar dilanda nafsu walaupun mungkin ia sangat ingin bersetubuh dengan pak bayu tetapi sepertinya ia masih terus berusaha menjaga harga dirinya dengan hanya memuaskan dirinya sendiri di samping pak bayu. Namun, sampai kini belum ada tanda tanda pak bayu maupun istriku akan orgasm. Pak bayu melenguh, "oh yolaa... aku inginnn..." Istriku mendengar itu, ia langsung buru-buru lari ke dalam ngumpet takut pak bayu sadar, tetapi ternyata pak bayu memang masih di samudra nafsu jadi tidak perduli dengan keadaan sekitar. Namun kulihat di tangan istriku mengkilat-kilat sepertinya istriku juga sudah basah tidak karuan. Istriku mencoba mennyolokkan jarinya ke arah selangkangannya sambil terus memilin dan meremas dadanya sendiri. Bulu-bulu kemaluan istriku terlihat basah karena cairan cintanya, sedikit berwarna mengkilap. Lalu, istriku di ambang nafsu lagi, ia kelihat ke arah kemaluan pak bayu yang hitam kecoklatan serta keras seprti kayu dengan sayu, terlihag pandangan memelas ala yola ingin dimasukkan dan dipuaskan oleh senjata itu. Tetapi istriku mengurungkan nafsunya. Lalu saya melihat istri saya juga sudah dilanda nafsu membara dengan memejamkan matanya terus menengadah ke atas sambil melenguh yang tak tertahan lagi, "uuuhhh..... ssshhhh...." Sambil terus memejamkan mata dan mempercepat kocokan tangannya.

Ternyata lenguhan istriku kali ini terlalu keras!!! Pak Bayu tersadar ia membuka handuknya dan menengok ke belakang melihat bidadari cantik sedang mengobok-ngobok kemaluannya sendiri. Mata Pak Bayu benar-benar terbelalak tidak ingin mengedipkan mata lagi. Iya benar-benar terpana melihat istri saya seperti itu. Namun pak bayu dengan sigap berjongkok di bawah selangkangan istri saya dan berusaha menjilatnya. Namun, yang tak kuduga-duga adalah tangan istri saya yang penuh cairan cinta itu malah menggapai rambut pak bayu dan menekannya lebih dalam ke arah selangkangannya sambil mendesah, "masss......" Pak Bayu masih asik dibawah istri saya menjilat dan mencolokkan lidahnya. Lalu Pak Bayu mulai mengangkat tangannya dan berusaha menggapai dada istri saya tetapi karena posisinya di bawah ia tidak melihat posisi dada tepatnya di mana. Malah ia menggapai perut istri saya, namun istri saya menangkap tangan pak bayu dan mengarahkannya ke dada kirinya. Mengizinkan pak bayu meremas dan memilinnya lebih leluasa. Istriku sambil mendorong terus wajah pak bayu ke arah selangkangannya ia menjilat tangan kanannya sendiri menhisap-hisap jarinya yang tadi penuh cairan cinta ia yang sudah agak kering. Lalu memberikan jarinya yang basah karena air liurnya itu ke arah lidah pak bayu yang sibuk menjilati vagina istri saya. Ini benar-benar sensasi baru yang saya lihat selama ini istri saya tidak pernah seperti itu terhadap saya. Lalu, ia melakukannya lagi mencolokkan jari nya ke vaginanya sendiri, menjilat cairannya itu di bibir seksinya, dan memberikannya lagi kepada pak bayu untuk dijilatnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang cukup lama dan terlihat sangat menyenangkan bagi pak bayu. Saya sendiri tidak tahan melihat hal baru ini, dan sayapun mencapai ejakulasi pertama saya. Ohh... nikmat sekalii.... Darahku benar-benar brdesir kencang menyaksikan istriku semakin liar. Malah aku merasa sangat bangga melihat hal ini. Entah aku gila atau tidak tetapi ini benar-benar ejakulasi yang hebat menurut saya. Lalu, istriku pun nampak segera mengalami orgasmnya. Pak Bayu semakin ditekan kuat ke arah selangkangannya. Jari-jari istriku mulai memilin dada kanannya sendiri. "ohhhhh..... massssss....... keluarrrrrrrrrr.......", istriku melenguh panjang dan keras sekali. Sepertinya ia tidak perduli lagi apakah saya akan terbangun. Nampak istriku seperti ingin terjatuh lemas tetapi ia bertumpu pada kedua bahu pak bayu sambil terengah-engah, "hehhh... hehhhh.... ufhhhh...." Sambil mata dan kepalanya ditundukkan ke arah kanan ia malu melihat mata pak bayu karena mukanya merah padam. Namun pak bayu berdiri memalingkan wajah istri saya ke arah wajahnya memandangnya dengan penuh arti tanpa berkata apapun.

Cukup lama mereka berpandangan. Lalu, pak bayu mulai mencium istri saya mengulum mulutnya menhisap lidahnya. Mereka berpangutan seperti sepasang kekasih dengan senjata pak bayu mengatung keras sedangkan istri sudah telanjang bulat berpeluh keringat. Istri saya mengalungkan tangannya ke bahu pak bayu mereka berpangutan. Sepertinya istri saya sudah tidak sabar lagi, istri saya menarik dan menuntun pak bayu untuk merebahkan istri saya di kursi panjang di ruang tamu itu. Lalu, ketika istri saya sudah terbaring pasrah di atas kursi kayu itu. Pak Bayu melepaskan lingkaran tangan istri saya dan memelorotkan celana panjang serta celana dalamnya sendiri di depan istri saya. Namun, istri saya yang benar-benar di lautan nafsu membara tidak dapat tinggal diam saja menunggu Pak Bayu melepaskan seluruh pakaiannya. Istri saya menghisap sendiri jemari tangannya yang kecil itu, dan memasukkan jarinya kembali ke arah vaginanya sambil memasahi pinggiran vaginanya dengan air liurnya. Sedangkan tangan kirinya, meremas dan memilin payudaranya sendiri sambil menggeliat-geliat dan melenguh, "sshhh... sshhh..." Mata istri saya menatap sayu ke arah Pak Bayu serta senjata Pak Bayu yang terlihat sangat keras dan besar seperti balok kayu hitam. Kini terlihatlah dua insan yang ingin menggarap lautan birahi telanjang bulat bersama di ruang tamu. Pak Bayu tersenyum penuh kemenangan melihat istri saya dalam posisi seperti itu. Pak Bayu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia memposisikan dirinya di tengah-tengah selangkangan istri saya. Ketika Pak Bayu menaiki kursi kayu tersebut, kursi kayu itu berbunyi keras seperti mengereyot (jika kalian tahu kursi kayu yang terbuat dari bambu). Tetapi, nampaknya mereka berdua sudah tidak perduli lagi suara apa yang akan ditimbulkan di atas kursi cinta tersebut. Dengan perlahan namun pasti, karena liang kewanitaan istri saya sudah basah sekali bercampur antara peluh keringat, cairan cinta, air liur pak bayu serta air liur yola sendiri. Dengan mudah, istri saya menggenggam senjata Pak Bayu dan mengarahkannya ke selangkangannya sendiri. Bless... Tanpa kesulitan sepertinya senjata itu sudah masuk seluruhnya, dan bersamaan dengan itu istri saya terpekik kaget dan menengadahkan kepalanya ke atas sambil berteriak kecil, "aahhwwwww.... oougghhh.... gee... aaa... matt..." Seperti itu kira-kira yang aku dengar dari racauan istriku. Pak Bayu nampak tersenyum bahagia sepanjang persetubuhan ini, bagaimana tidak, istriku sang bidadari desa ini, wanita yang dikagumi di desa ini, wanita periang yang memiliki banyak teman serta penggemar, berada di bawah sejatanya, sedang berusaha meraih kenikmatan dari senjatanya, dan sepertinya Pak Bayu merasa menang sekali karena istri saya memuji 'kegagahan senjatanya'. "Paaaakkkkk... Baaa... yuuuu... sshhh... see..saakkk... oughhh gi... laaa...", begitu sekiranya racauan istriku pada saat itu. Pak Bayu tertawa dan mengatakan, "dik Yola, kamu wanita idamanku sejak dulu. Aku tidak menyangka bisa mendapatkanmu seperti ini. Izinkan aku memuaskan kamu selama suami mu tidak mampu memuaskanmu." Istriku menatap sayu kepada Pak Bayu dan mengangguk kecil sebagai tanda setuju atas perkataan Pak Bayu. Aku, sebagai suami, hancur hatinya cemburu sudah sangat membara. Ingin sekali aku membunuh Pak Bayu dan menampar istriku. Tetapi, memang nafsu manusia tidak dapat dibohongi, senjataku sudah kembali membesar lagi dan siap untuk onani di ronde berikutnya. Akupun memutuskan untuk mendekat ke arah mereka, agar dapat lebih jelas mendengarkan istriku yang sedang digumuli oleh Pak Bayu, lelaki yang tidak tahu diri menggoda istri orang dan memanfaatkan kelemahan seksual suaminya.

Saat itu, ramai sekali suara yang ditimbulkan oleh kursi kayu bambu panjang itu, "ngekkk... ngekkk... ngekkk... duk... duk..." Terdengar sangat keras sekali ke seluruh rumah. Saya tidak tahu apakah mereka menyadarinya bahwa suara itu dapat saja membangunkan aku yang sedang tidur. Ditambah lagi racauan istriku, "ohhh... ssshhh... ehmmm.... yahhh... yahh... masss.... terusssss....". Racauan itu terdengar semakin keras, karena Pak Bayu sepertinya mempercepat irama sodokan senjatanya. "gii... laaa.... masss.... oooogghhh... aku... akuuuu... puasskannn..." terdengar bersamaan dengan suara kursi bambu itu, "ngekkk... duk... ngeekkk... dukk... ngekkk... ngekk..." Yang semakin keras saya yakin sekali suara seperti ini sudah pasti dapat membangunkan saya jika saya benar-benar dalam keadaan tertidur. Namun, mereka nampak sangat tidak perduli dengan suara-suara yang mereka timbulkan itu. Mereka semakin mempercepat irama permainan mereka, semakin intens istriku meracau. Pak Bayu bertanya pertama kalinya kepada istri saya, "dik.... di manaaa... keluarrr..." Istriku masih meracau keenakan sambil terus memilin dan menarik puting susunya sendiri. Sekali lagi, Pak Bayu bertanya berusaha menyadarkan istri saya karena sepertinya ia akan mencapai klimaksnya, "dik Yolaaa... ohh... aku... keluarr.. di ... mana??" Istriku tersadar dan berusaha menjawab, "sshhh... di... luu... arrr... a...ku... su.... burr... ohhh massss enakkkk sekaliiiii...." Tetapi kata-kata dan perbuatan sangatlah bertolak belakang, karena saya melihat ketika pak bayu sudah mendekati klimaksnya iya mencoba mencabut senjatanya dari istri saya namun, tak diduga-duga, kaki istri saya yang melingkari badan pak bayu menekan dan menahan pak bayu. Karena mungkin istri saya juga akan segera keluar jika dicabut akan sangat tanggung. Maka, karena pak bayu tidak terbendung lagi, tumpah lah sudah lahar panas itu di dalam rahim istriku. Dan, istrikupun melenguh keras sekali sambil menekan pantat pak bayu untuk dihujam lebih dalam lagi bagaikan istri yang mengharapkan untuk dihamili, "ooouuugggghhhhhh.... ngeeeekkkk..... ngehhhhh.... sssssshhhhh...." Pak Bayu pun meracau, "OHHH.... MANTAPPP!" Lalu, tubuh pak bayu menindih tubuh istri saya yang penuh keringat, keringat mereka bersatu di dada mereka, cairan cinta mereka bersatu di dalam rahim istriku. Tubuh mereka bertumpuk dengan warna kulit yang kontras sekali perbedaannya, istriku sawo matang lebih cerah ke arah putih terawat, sedangkan pak bayu berwarna hitam kecoklatan. Saat melihat mereka seperti itu aku benar-benar sangat bernafsu dan langsung mencapai ejakulasiku yang kedua kalinya. Ohhh... gilaaaa... nikmat sekali pemandangan ini. Istriku yang periang dan cantik itu, memiliki tubuh yang cukup menarik, sedang ditiban oleh lelaki yang bukan suaminya, berwarna kulit yang cukup ekstrim yakni hitam kecoklatan. Terlebih lagi, senjata pak bayu yang cukup besar berwarna coklat kehitaman melebihi milik saya dan pak risman. Tidak heran kalau istri saya benar-benar terkulai lemas karena ia mencapai dua kali orgasm pagi ini.

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 08.30 PAGI. Berarti sudah hampir 2.5 jam istriku digauli oleh pak bayu. Setelah saya ejakulasi dan membersihkan tangan saya dengan sarung saya. Saya mengintip lagi keberadaan mereka, tetapi yang saya lihat adalah mereka masih dalam posisi seperti itu bertumpukan dengan kemaluan masih bersenggama dan berpelukan tidak bergerak sama sekali. Apakah mereka tertidur?!? yang benar saja??? Namun hingga kini waktu menunjukkan pukul 09.00 tidak ada tanda-tanda pergerakan dari mereka. Namun, saya melihat pak bayu bergeser tidur di sebelah istri saya sambil terus memeluk istri saya, yang ternyata ISTRI SAYA BENAR-BENAR TERTIDUR LEMAS! Saya tidak dapat keluar kamar hingga kini. Saya benar-benar tidak betah dengan keadaan ini. Saya berusaha untuk bersabar menunggu. Sayapun tertidur sejenak di ranjang. Sekiranya saya terbangun karena ada suara pintu kamar saya dibuka, saya melirik dan ternyata itu adalah pak bayu masih dalam keadaan telanjang bulat. Setelah memastikan bahwa saya masih tidur. Waktu menunjukkan pukul 12.00 SIANG. Wah saya ketidurannn!!! Sayapun cepat-cepat mengambil posisi mengintip untuk mencari istri saya di ruang tamu. Dan ternyata, tak diduga duga saya melihat istri saya masih tidur pulas. Pak Bayu mengamati istri saya yang masih tertidur pulas itu. Ia memandanginya terus sambil menyalakan sebatang rokok. Sekiranya pukul 12.45 istriku terbangun dan tersentak kaget setelah melihat jam. Istriku melihat ke arah pak bayu yang masih telanjang bulat berkata, "mas naryo?" Pak Bayu sambil menghisap rokok tersenyum dan berkata, "tidak apa-apa." Entah apa yang ditangkap oleh istri saya, namun istri saya berusaha bangkit berdiri sambil mengucek-ngucek matanya. Istri saya berjalan ke arah kamar saya mengintip namun, ditarik oleh pak bayu dan ditunggingkan di depan kamar sekiranya 2 meter jauhnya dari pintu kamar. Dengan bertumpupada televisi yang ada di ruang tengah, istri saya menungging sambil berkata, "eeehhhh..... mass" Lalu tiba-tiba senjata pak bayu digesek-gesekkan di vagina istri saya itu. Istri saya merasa keenakan lagi, "duhhh...." Lalu terlihat tangan istri saya ingin menggapai pintu kamar sayapun buru-buru lari untuk tidur di ranjang. Sambil sedikit membuka mata saya melihat pintu kamar dibuka, dan terlihatlah istri saya sedang menungging dan pak bayu di belakangnya sedang menyodok-nyodok rahim istri saya. Namun sepertinya gagang pintu itu berjalan terlalu jauh sehingga istri saya sulit menggapai gagang itu untuk menutupnya lagi. Namun, sodokan pak bayu semakin cepat, istriku melenguh kecil sekali, "uggghhhh...." Karena takut saya terbangun. Lalu, tangan istri saya terlihat memilin putingnya sendiri meremasnya menariknya oghh sial senjata saya membesar di balik sarung wah bisa gawat ini. Namun, pak bayu menyadari bahwa senjata saya membesar ia berbisik agak kencang kepada istri saya, "dik yola, lihat suamimu membesar, apa dia sedang mimpi istrinya disetubuhi sama orang lain yah? hahahaha" Istriku menengok ke belakang sambil melotot tanda sebal. Namun, nafsu istriku sudah mulai kembali ia mulai meracau, "oughhh.... ssshhhn... masss tutupin pintuuuu...."

Pak Bayu terlihat senang dan tidak ingin menutup pintu sama sekali. Istriku meracau lagi, "ohhhh yaaaaaa terusssss masss...... sssshhhh" Pak Bayu malah mencabut senjatanya, dan menggandeng istriku ke tepi ranjang di sisi kaki ku. Istriku diam saja walaupun terlihat sedikit menolak. Mungkin karena sudah tidak sabar ingin digagahi lagi oleh pak bayu istriku langsung saja menungging dengan tangan bertumpu di tepi ranjang di bawah kakiku. Sodokan demi sodokan diterima oleh istri saya dengan nikmat. Saya tidak dapat melihat jelas karena saya harus benar-benar berpura-pura tidur. Namun, yang tak kuduga-duga pak bayu mempercepat irama hujaman senjatanya. Istri sayapun bergoyang kencang sehingga ranjangku bergetar. Sepertinya istriku sadar bahwa ranjang itu bergetar ia melepaskan tangannya dari ranjang. Dan menggandeng pak bayu keluar kamar sambil menutupnya. Akupun bangun dan mencoba mengintip keberadaan mereka istriku menggandeng pak bayu ke dapur. Di situ ada meja yang terbuat dari tembok istriku mengangkang di situ. Tanpa menunggu lama pak bayu memasukkan senjatanya dan mencium bibir seksi istri saya. Mereka berpangutan, bertukar ludah, menghisap lidah. Istriku meracau "ohhhhhh massss..... lagi....lagi....." Sekiranya waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 belum ada tanda-tanda dari pak bayu ingin menyudahi permainan ini. Istriku sepertinya sudah benar-benar dilanda nafsu. Ia menggeliat-geliat menerima sodokan pak bayu meracau tidak karuan. Istriku terlihat ingin mencapai klimaksnya tetapi, pak bayu mencabut lagi senjatanya. Istriku berteriak keras sekali, "MASSSSSHHHHH..... ayooo donggggg..... ahhh....!!" Pak Bayu malah berjalan meninggalkan istri saya, ia berjalan ke arah ruang tengah di situ ada kasur kecil untuk tidur-tiduran ketika nonton televisi. Pak Bayu berbaring di sana, tanpa menunggu untuk di suruh lagi istriku mengangkangi senjata pak bayu sambil berkata, "mass puasin yahhh...." Pak Bayu hanya tersenyum dan mengangguk. Istriku menuntun senjata pak bayu memasuki rahimnya lagi. Istriku tanpa berlama-lama lagi, ia menarik meremas dan memilin putingnya sendiri, sedangkan pak bayu hanya tersenyum melihat istri saya menjadi liar di atas kemaluannya. Namun, racauan istriku menjadi semakin keras, "ohhhh masss.... baaaa....yuuu.... akuuu..... haaa....usss...." Istriku langsung mencium mulut Pak Bayu, yang mungkin tadi berbau rokok istriku menciumnya mengulumnya meludahinya. Istriku bangkit lagi memejamkan matanya menengadah ke atas sambil meracau, "gi...laaaa.... mass... bayu.... pria.... terhebaattt.... ga....gah...i.... aku.... ohhh masss gagahi akuuuu... aku digagahi mas bayuuu.... mas naryooo mas bayuuuu..... gagahi... AKKUUUUUUU....." Istriku berteriak sekeras-kerasnya. Dan terjuntai di atas tubuh pak bayu. Waktu menunjukkan pukul 15.00 sore.

Gila... kejadian ini sudah terjadi hampir 10 jam walau diselingi dengan istirahat cukup lama tadi. Akupun berusaha beronani lagi. Istriku benar-benar lupa siapa dirinya. Lalu, Istriku yang masih terkulai lemas itu dibaringkan oleh pak bayu ke lantai. Dan pak bayu mengambil posisi untuk menghujamkan senjatanya lagi. Istriku tidak dibiarkan istrirahat, pak bayu menggenjot istriku kembali. Nampak pandangan istriku kosong mungkin karena sudah terlalu capai tidak mampu berkata-kata lagi iya sudah mengalami 3-4 orgasm saya tidak tahu lagi. Pak bayu mengulum puting istri saya menyedot meremas dengan kasar puting istri saya. Istri saya hanya dapat menatap pasrah kepada mas bayu dan terkadang istri saya memandang ke arah kamar saya mengintip mungkin ada perasaan bersalah dalam dirinya. Sekiranya 30-45 menit kemudian pak bayu menggendong tubuh lemas istri saya ke meja dapur. Dilakukan lagi hal yang serupa seperti diruang tengah tadi. Istri saya benar-benar hanya diam saja diperlakukan seperti itu, sesekali ia memejamkan mata dan mendesis, "ssshhhh...." Tetapi sudah tidak ada racauan apapun lagi. Pak bayu mencium bibir istri saya meludahi mulut istri saya meremas dadanya meludahi dada istri saya yang bercampur keringat. Mengulum memilin meremas ohhn gila istri saya oh istri sayaaa benar benar berengsek kamu bayuuuuu.... sayapun keluar onani yang ketiga kalinya. Waktu menunjukkan pukul 16.30, dan untuk terakhir kalinya istri saya di angkat lagi oleh pak bayu, di bawanya ke ruang tamu depan di mana kursi bambu itu berada, disitu istri saya digenjot sekencang-kencangnya oleh bayu ditarik putingnya sekencang-kencangnya sehingga istri saya terpekik, "awwwww.... sakit" Pak Bayu diam saja melihat itu, lalu pak bayu malah menambah dengan menggigit bagian atas dada istri saya. Istri saya terpekik lagi, "aduhhhh.... mass..." Nampak, bagi bayu itu bukan sebuah penolakan lalu bayu mencoba menggigit lagi dada atas sisi satunya. Istri saya terpekik lagi, "Ahhhhhh.... ssshhh...." Sepertinya pak bayu berhasil membangkitkan libido istri saya dengan perlakuan kasar itu. Lalu, pak bayu semakin menjadi-jadi ia menarik kedua puting istri saya ke arah berlawanan dengan keras sekali. Istriku berteriak, "Masss sakitttt...." Sambil terdengar bunyi-bunyian kursi bambu berisik itu, istriku mendesah dan meracau, "hmphmmm masss .... enakkkk...." Sepertinya taktik baru pak bayu tengah berhasil membuat istriku bangkit libidonya. Lalu pak bayu memutar posisi istriku bertumpu pada kursi bambu itu, sambil memukul pantat istriku, "plakkk" istriku terpekik lagi, "awwwww....." Pak bayu sambil menyodok senjatanya dari belakang pak bayu memukul sisi pantat sebelah kanan istriku dengan keras sekali, "PLAKKK!" Istriku berteriakkk, "sakittttt...." Namun, pak bayu tidak juga menghentikan aksinya, ia menampar lagi sisi yang satunya, "PLAKKK!" Istriku meracau, "ampuunnnn.... masss..... ssshhhh...." Lalu, lagi-lagi pak bayu melemparkan tamparannya, "plakkk..." Ternyata kali ini istriku meracau, "ahhhhh... lagiii...." Plakkkk.... "lagiiii....." PLAkkkk.... "terussss...." PLAKKK!! terdengar semakin keras... "AHHH.... SAKIT!!! ENNAAKKK! MASS BAYUUUUUUU LAGIIIIIIIIII!!!" Istriku berteriak keras sekali hingga terdengar ke seluruh rumah bahkan mungkin jika ada orang di jalanan depan rumah akan mendengarnya. Lalu, pak bayu melanjutkan tamparannya ke sisi pantat satunya, "PLAKKK!!!" Istriku berteriak lagi, "GILAAA SAAKITTTT TAUUUU ENAKKKK.... MASSS BAYUUUUU HEBATTTTT!!" Plakkkk "AHHH" Plakkk "MAS BAYU!!! JAHAT!!" Plakkk "AHhHHH... AMPUN!!" Aku melihat mas bayu menggigit punggung istri saya dengan cukup kencang, "Awwwww....." Plakkkk tamparan dilemparkan lagi, istri saya semakin berteriak, "MASSSSSSSSSSSSSSSS ENAKKKKKKKKKKKK.... SAKITTTT...." Plaakkkk.... "MAS NARYOOOOOO!! TOLOOONGGG ISTRIMU DISIKSAAAA... TAPI... TAPIII.... ENAAKKK MASSS...." Pak Bayu terlihat menghentikan aksi tamparan itu, tetapi istri saya malah berteriak, "LAGIII....!!!" Plaakkkkk.... "AAAHhHHH...." Plakkkkk "SAKITTTT...." Plaakkkkk "LAGI...." Plakkkk plakkk plakkkk plakkk plakkkkk berulang ulang dan sangat kasar dilakukan oleh mas bayu, istriku berteriak, "MAS BAYUUUU ..... AKU.... SUKAAAAA..... YOLAAAA.... YOOLAAAA PUASSSSSS.... YOLA KELUARRRRRR...... LAGIIII MASSSS LAGIIII...." Plaakkkk "KELUARRRR...." Nampak istriku mencapai orgasmenya lagi.

Dengan tubuh penuh merah-merah karena gigitan dan tamparan yang diterimanya. Ia sudah tidak mampu lagi berdiri. Istriku berbaring di atas kursi bambu sambil terengah-engah kelelahan, dan juga sedikit air mata keluar dari matanya karena saya rasa perbuatan tadi cukup menyakitkan. Saya tidak tahu lagi harus berkata apa. Yang saya tahu saya benci sekali dengan pak bayu hingga sekarang. Saat ini waktu menunjukkan pukul 17.30, langit terlihat sudah mulai gelap. Saya rasa kejadian hari ini sangat keterlaluan mereka berperilaku seolah-olah sepasang suami istri. Ketika pikiran saya yang sedang berkecamuk itu, saya melihat pak bayu mengocok kemaluannya sendiri dan mengarahkannya ke wajah istri saya yang masih terengah-engah dan terpejam. Sepertinya istri saya belum menyadari bahwa pak bayu belum mencapai kepuasannya. Istriku kaget sekali ketika melihat senjata pak bayu di arahkan ke wajahnya dan ternyata bersamaan dengan itu, ditembakkannya lahar panas itu ke arah wajah istriku. Anehnya istriku bukannya menghindar malah membuka mulutnya lebar-lebar. Sebagian besar masuk ke dalam mulut istriku, sebagian lainnya tercecer di wajah dan rambut istriku. Istriku mengambil sperma yang tercecer dengan jarinya dan menelannya. Seumur-umur aku jarang sekali melihat istri saya menelan sperma dengan lahap seperti ini. Namun, belum sempat bersih semua sperma itu, tiba-tiba kami semua dikagetkan oleh sekitar 3 orang berkumpul di depan pagar. Orang-orang itu adalah tetangga kami, Pak Jery, Pak Yunus, dan Pak Mamat (pak mamat teman ronda pak bayu). Istriku menjadi panik, pak bayu buru-buru berpakaian, sedangkan istriku tidak ada pakaian. Ketiga orang tersebut nampak tidak sabar dan berteriak-teriak memanggil namaku. Namun istriku semakin panik takut kalau saya bangun akhirnya tidak ada pilihan lain, istriku meminjam pakaian pak bayu yang cukup besar ia berjalan ke luar hanya dengan mengenakan kaos pak bayu tanpa mengenakan apapun lagi di balik baju itu. Sangat jelas puting istriku yang masih tegang karena persetubuhan tadi tercetak di balik kaos itu. Sedangkan bagian bawahnya sangat minim sekali karena itu hanya kaos saja. Lalu perlahan-lahan sambil menarik nafas panjang istriku keluar rumah. Sambil berusaha tenang bertanya "ada apa yah bapak-bapak ke mari? mas naryo sedang tidur." Mereka tertegun sesaat melihat penampilam istriku yang kacau balau begitu, karena sepertinya sisa sperma masih menempel di rambutnya, mungkin bau sperma sangat pekat dapat tercium oleh mereka, ditambah lagi leher istri saya seperti bekas digigit. Karena saya tidak berada di posisi yang tepat untuk mendengar percakapan di halaman rumah. Maka kata-kata yang saya sampaikam berikut ini adalah karangan saya yang sekiranya memang mirip dengan keadaan saat itu. Begini kata pak mamat berkata dengan terbata-bata, "enggg... anu bu... tadi pam yunus dan pak jerry bilang kalau di sini ada teriak-teriak minta tolong kesakitan. Jadi kami kemari hanya ingin memeriksa saja bu..." Jlebbb!! Seperti pisau tajam ditancapkan ke dalam jantungku. Mungkin istriku juga mengalami hal seperti itu. Aksi seks kasar penuh pelecehan dan siksaan itu benar-benar menjadi siksaan bagi istri saya. Istri saya membela diri berkata, "ohhh... itu mah televisi kali pak saya terlalu besar tadi remotenya rusak jadi susah ngecilinnya." Lalu mereka bersamaan berkata, "OOooooo..." Pak Yunus nampak belum puas dengan jawaban istri saya berkata lagi, "tapi kok saya mendengar suaranya seperti ibu Yola memanggil-manggil nama pak bayu yah?" Lalu, Pak Jerry juga menimpali, "iya saya juga mendengar seperti itu lho!"

Istriku terdiam sejenak mencari akal untuk keluar dari masalah ini. Istriku menjawab lagi, "ah mungkin itu tadi sore ketika saya melihat mas bayu melintas di depan rumah saya coba panggil-panggil ternyata salah orang." Merekapun terlihat berbincang bincang satu sama lain seperti masih tidak percaya. Namun istriku mencoba mencari akal untuk mengalihkan perhatian mereka lalu istriku menemukan sebuah ide gila. Istriku berpura-pura ngulet sambil merentangkan tangannya ke atas tinggi sekali sambil dengan cepat mencopot cincin miliknya dan berpura-pura dijatuhkan ke tanah. Ketika tangan direntangkan ke atas dapat terlihat mereka bertiga terbelalak melihat bulu-bulu kemaluan istri saya karena memang pakaian istri saya sangat tidak layak saat itu. Lalu, istriku menjatuhkan cincin sambil berkata, "ehhh.... yah jatohh..." Mereka bertanya, "apaan jatuh bu?" Istriku sambil berpura-pura mencari menundukkan badannya sambil berkata, "cincin saya jatuh." Saya melihat pantat istri saya yang merah bekas dipukuli tadi oleh pak bayu, terpampang jelas di hadapan mereka bertiga. Namun, mereka menawarkan diri untuk membantu mencarinya, mereka masuk ke halaman rumah sambil berjongkok mencari-cari cincin tersebut. Sekiranya 5-10 menit mereka mencari cincin itu. Sambik sesekali memandangi selangkangan dan pantat istri saya yang memang sudah pasti kelihatan dari bawah. Pak Jerry sepertinya menyadari aroma sperma yang pekat dari tubuh istri saya yola. Pak Jerry dengan kurang ajar bertanya, "ibu Yola kok bau aroma pria sih?" Istriku terkaget dan terbata-bata menjawab, "aku kan belum mandi pak." Pak Mamat menimpali, "pantesan ada yang bau-bau ya bu..." Akhirnya cincin itu ketemu juga. Dan istriku berterima kasih kepada mereka lalu, merekapun beranjak pulang setelah berpamitan. Istriku menghela nafas lega dan kembali ke dalam rumah. Melihat Pak Bayu sudah mengenakan celana dan sedang merokok. Pak Bayu membuka percakapan dengan berkata, "hampir saja dik... bisa gawat kita di bawa keliling kampung... hehe..." Seperti yang kalian pernah ketahui jika ketahuan selingkuh atau bersenonoh di desa, biasa nya digiring keliling kampung dengan bertelanjang bulat. Istriku sambil melepaskan kaos pak bayu dan kembali telanjang bulat berkata, "i...iya masss.... aku capek sekali..." Istriku terjuntai lemas di kursi bambu itu. Istriku memejamkan matanya untuk beberapa saat. Pak bayu mengambil kaosnya dan mengenakannya. Lalu, beranjak ke sebelah istriku, mengecup keningnya, sambil berkata, "terima kasih banyak dik yola... kamu anugerah terbesar dalam hidupku." Istriku malah berkata, "mas, yola juga sangat puas mas... yola terima kasih juga atas bantuan mas." Pak Bayu membelai-belai rambut istriku, membiarkan istriku tertidur.

Waktu menunjukkan pukul 19.00, langit sudah sangat gelap. Istriku malah tertidur di sana dijaga oleh pak bayu. Lalu, aku sedari tadi sudah kebelet ingin ke toilet yang sudah kutahan-tahan. Kali ini aku sudah tidak tahan lagi, aku berusaha membuat kegaduhan, namun pak bayu menyadarinya ia langsung menutupi tubuh telanjang istriku dengan handuk tadi. Dan ia mengambil posisi di balik tirai untuk bersembunyi. Sedangkan saya keluar kamar, berpura-pura tidak melihat dan buru-buru ke arah kamar mandi. Saya membersihkan diri serta mandi bebek dan segera kembali ke kamar, saya melihat istri saya sudah mengenakan daster tetapi berantakan seperti dipakaikan oleh pak bayu seadanya. Saya pun berusaha memaggil istri saya, "mahh, kok bobo di situ sih... mahhh...." Tetapi sepertinya memang istriku tertidur pulas tidak ada jawaban darinya. Aku lapar sekali, akhirnya aku membuat indomie sendiri, saya tidak melihatmadanya tanda-tanda pak bayu di sekeliling rumah apakah ia sudah pulang? Seusai saya makan, saya kembali ke dalam kamar. Waktu menunjukkan pukul 21.00, saya melihat istri saya masih tertidur pulas sekali. Namun, yang tak kuduga-duga ternyata pak bayu belum pulang ia kembali menjaga istri saya yang sedang tidur. Ia bersembunyi entah di mana. Pak Bayu juga tertidur di sebelah istri saya. Sayapun ketiduran karena lelah.

Sekiranya Pukul 01.30, saya mendengar ada aktifitas di luar sana, saya kembali mengintip. Ternyata saya melihat dengan sangwt tidak percaya Pak Bayu yang sudah segar bugar sehabis mandi, dan istri sayapun sudah kembali bersih. Mereka berdua telanjang bulat di ruang tengah dengan pakaian istri saya serta pak bayu berserakan dari ruangan depan hingga ruang tengah. Terlihat istri saya sedang terbaring mengangkang di mana pak bayu sedang menghujam-hujamkan senjatanya ke arah rahim istri saya. Racauan istri sayapun berbeda, "paaahhh.... ohhh.... sssshhhh...." Pak Bayu sambil terus menggenjot berkata, "ya mahhh... enak yah.... mamah suka?" Istriku memandang pak bayu dengan penuh arti, "papah hebatt.... aku.... i...stri..mu..... hari ini... oughhhh...." Pak Bayu tertawa sambil bertanya, "loh!? Mas Naryo gmn dong?" Istriku sambil memjamkan mata menengadah ke atas berkata, "Aku... sukaaaa.... papah.... ba...yu..." Tidak jelas maksud istri saya, papah baru atuh papah pak bayu. Pak Bayu kembali menggoda, "mamah harusnya izin dulu dong sama mas naryo." Istriku mendesis keenakan, "ssshhhhh.... i... i..yaaaa.... ouuughhhh.... terussss...hh..." Pak Bayu terus menkan, "izinnya gimana emangnya mah?" Istriku berkata kecil, "sssshhhh..... mas ... izinnn....." Pak Bayu terus saja melecehkan harga diri istri saya, "yah mahhh.... mana dengar kalau begitu..." Istriku benar-benar sudah di samudra api, berteriak kecil, "MASS.... NARYOOO... IZINNNN..." Pak Bayu belum juga puas, lalu ia mengancam ingin mencabut senjatanya dari liang kenikmatan istriku, "izin apa itu? mas naryo mana ngerti? kalau belum izin saya sudahi aja deh yah ga enak sama mas naryo. heheheee..." Istriku melotot dan berteriak lagi, "JANGAN DONG!!! SSHHHH.... OUGHHHH.... MAS NARYOOO..YOLA IZINNN.... BOLEH DIGAGAHI PAPAH BAYU MALAM INI SAJA!! .... PA...PAHH BAYUUUUUU... HE....BAATTTT... MAASSS... Y...OL.....A.... SU....KAAAAAAAAAAAAAAA........!!!" Istriku mendesis dan meracau terus, "yolaa.... ouggghhh.... puuuaasss..... gil..aaaa.... enaakkkkkk banggeeettttt.... papahhhh terussss...." Pak bayu hanya tertawa sambil terus menggenjot istri saya, namun, istri saya masih terus meracau, "ouuuggghghhhh mas naryoooo..... istrimuuuu.... ketagihannnnn milik papahhhh bayuuuuu..... bessaaarrrrrr....." Istriku benar-benar liar dengan bayu, saya mendengar caci maki itu, tidak bisa berhenti beronani, peandangan ini, sensasi ini, benar-benar tak terlupakan. Memang hingga kini menurut saya istri saya paling liar adalah bersama pak bayu. Istri saya meracau lagi, "mas naryoooo yola.....digagahi.... papah.... bayuu.... yollaaa.... digaghiiii.....mpapah bayuuuuuu.... papah bayuuuuuu gagahhhhhh..... hebatttt..... yolaaaa.... ga taaa...hannnm... mau keluarrrrr..... ougghghhj...." tetapi dengan cepat pak bayu melepaskan senjatanya dan menampar wajah istri saya "PLAK!" Sehingga orgasmenya tertahan. Tetapi bukannya marah malah istri saya berusaha menggapai senjata pak bayu untuk dimasukkan lagi tetapi pak bayu malah berjalan mundur menjauhi istri saya. Istri say merangkak memelas agar di kasih senjata hitam tersebut. "Papahhhh.... jangan gitu donggg.... puasin mamaahhh... aku mohonnnnm..... pah..." Pak Bayu bertanya, "kamu mau apa?" Istriku tanpa ragu-ragu berkata, "mau dipuaskan oleh ****** papahhhhh.... yang bessaarrrr..." Saya menyaksikan ini, darahku berdesir keras sekali, dan onanikupun sudah akan segera mencapai puncaknya tetapi saya tahan karena saya yakin malam masih panjang banyak aksi-aksi gila pak bayu terhadap istri saya. Oh pak bayu, saya izinkan kamu puaskan istri saya jangan kamu siksa seperti itu. Itu yang ada dalam pikiranku saat itu.

Namun pak bayu berjalan ke arah ruang tamu dan membuka pintu depan sambil berkata kepada istriku yang berjalan lemas, "kalau kamu mau kamu harus mendapatkannya..." Sambil terus berjalan ke arah pagar rumah istriku hanya mengikuti saja. Akupun mencari posisi tepat di luar kamar untuk dapat melihat mereka lebih jelas. Waktu menunjukkan pukul 02.30 pagi, tidak ada orang di jalanan dan sepertinya sangat sepi istriku mengikuti pak bayu berdiri di dekat pagar rumah yang masih terkunci. Lalu dari arah dalam menghadap jalanan, istriku bertumpu pada pagar dengan tubuh telanjangnya di halaman rumahku, pak bayu menyodokkan senjatanya dari belakang. Saya tidak dapat melihat jelas dari posisi ini karena tubuh istri saya tertutup oleh tubuh pak bayu seluruhnya. Akan tetapi, sedikit-sedikit saya dapat melihat bahwa tubuh istri saya berguncang hebat menggoyangkan pagar sehingga bergetar hebat. Istriku terdengar mendesis, "oussshhhhhhh....... sssshhnmmmm.." Sambil terus menghujamkan senjatanya pak bayu berkata, "enak mah?" Istriku menengok dan mengangguk sambil menatap sayu ke arah Pak Bayu. Pak Bayu bertanya lagi, "dingin mah? di luar seperti ini?" Istriku mengangguk lagi. Pak Bayu berkata lagi, "ooghhh akan kupuaskan kamu mahhh.... kuhangatkan tubuhmu..." Istriku menjawab, "i...yaaahh... pahh... terusshh... puas... puass..." Istriku semakin liar, ia meracau, "uuugghhhh.... hmpphhhh.... bessaaaarrrr.... ennakkkkk.... teruusss... AAAHHH KEEE...LUUU...AA...". "PLAAAAKKK!!!", tiba-tiba saja Pak Bayu menampar pantat istriku. Dan, sepertinya istriku tidak jadi mencapai orgasmenya lagi karena tamparan keras di pantatnya itu. Istriku terpekik, "ADUHHH!!!!" Tamparan selanjutnyapun datang lagi, "PLAKKK!!" Istriku terpekik lagi, "AAAHHHH SAKITTTT!!!" Sekali lagi Pak Bayu menampar pantat istriku, "plakkkkkkkk" Istriku berteriak keras sekali, "AAAAAAGGGGHHHH JANGAN SIKSA AKU MASSSS...!!! AMPUNNNNN AMPPUUNNN!!!" Tetapi Pak Bayu tidak perduli sama sekali, ia menampar lagi pantat istriku dengan keras, "PLAK!!!" Istriku berteriak lagi, "AMPUNNN!!! SAKITT!!!" Tiba-tiba, saya melihat istriku melepaskan senjata Pak Bayu dari tubuhnya dan menggandeng Pak Bayu ke pepohonan di dekat Pagar situ. Istriku bersembunyi bersama pak bayu di sana. Sepertinya mereka mendengar seseorang berjalan di jalanan. Lalu benar saja, itu adalah Pak Mamat dan Pak Nizam yang sedang berkeliling. Pak Nizam ini adalah salah satu penjaga ronda bersama Pak Mamat dan Pak Bayu. Mereka memeriksa keadaan di rumahku mungkin karena mereka mendengar teriakan istriku tadi. Namun, setelah memeriksa ke sana kemari Pak Mamat mendapati pintu depan rumah saya masih terbuka! Maka dari itu seperti biasa mereka harus membangunkan sang pemilik rumah untuk menutup pintu itu. Pak Mamat pun bersiap mengetuk pagar. Namun, istriku sepertinya mengetahui hal tersebut. Tepat sebelum Pak Mamat mengetuk pagar rumah kami, mungkin karena takut saya terbangun jika Pak Mamat mengetuk pagar. Istriku berpura-pura keluar dari persembunyiannya dan berjalan ke arah samping rumah. Pak Mamat tidak jadi mengetuk pintu, ia terkaget-kaget matanya terbelalak lebar menyaksikan tubuh telanjang istriku mengkilat penuh keringat dan tubuhnya memar merah-merah sehabis disiksa oleh Pak Bayu terutama dadanya, pipinya, pantatnya, serta lehernya.

Mereka benar-benar terbelalak dan tidak mampu berkata apa-apa, lama sekali sepertinya mereka terdiam. Dan, istriku berjalan sambil berpura-pura mencari sesuatu di tanah ke arah samping rumah. Saya rasa istriku berharap bahwa mereka tidak akan memanggil istriku melainkan melarikan diri melihat istriku telanjang bulat seperti itu. Tetapi, Pak Nizam memang pria yang lebih berani dari Pak Mamat, ia memanggil istriku, "ibu kok malam-malam begini di luar rumah? tidak berpakaian lagi?" Istriku berpura-pura kaget, "aduhh!!!" Sambil menutupi bagian tubuh yang bisa ia tutupi. Walaupun tidak mungkin dapat menutupi tubuh telanjangnya hanya dengan kedua tangannya. Namun, istriku sambil terbata-bata menjawab, "aduhh!!! Pak Mamat, Pak Nizam, bikin kaget saja." Mereka, hanya terdiam memandangi tubuh bagian depan istriku yang terlihat sangat 'hot' dengan semua memar tersebut. Istriku melanjutkan, "Saya tadi ada tikus pak, saya pukul-pukul tidak kena malah lari ke luar. saya kejar-kejar terus habis. Takut masuk lagi ke rumah." Pak Nizam berkata dengan nada ringan, "oh, saya bantu saja ya bu. Ibu pakai baju dulu masa malam-malam begini telanjang di halaman rumah." Istriku berusaha menjawab, "engg.. anu pak tidak usah... biar saja mungkin tikusnya sudah lari... saya kembali ke dalam dulu ya bapak-bapak..." Namun, istriku berjalan dengan sedikit berlari ke arah dalam rumah, saya pun segera bergegas masuk kembali ke dalam kamar untuk dapat terus mengintip istri saya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi, istriku menutup pintu depan rumah, dan mengintip dari jendela menunggu Pak Mamat dan Pak Nizam pergi. Saya tidak tahu Pak Bayu sedang berada di posisi mana karena saya tidak dapat melihatnya dari dalam kamar. Lalu, sekiranya keadaan sudah aman, istriku keluar lagi dan mencari Pak Bayu. Saya menunggu beberapa saat memastikan bahwa istri saya tidak kembali lagi ke dalam untuk dapat keluar kamar mengintip aksi mereka lagi. Lalu sekiranya 5 menit berlalu, saya keluar kamar dan mendapati Pak Bayu sedang berdiri di halaman rumah tetapi kali ini tidak bersandar di pagar, sedangkan istri saya, yola, wanita yang benar-benar liar malam ini. Sedang berlutut di tengah-tengah selangkangan Pak Bayu, menghisap mengulum menjilat kejantanan Pak Bayu yang mungkin tadi telah menyusut karena Pak Nizam dan Pak Mamat datang. Istri saya mengulum senjata hitam itu dengan sangat telaten dan nikmat sekali. Air liurnya membasahi buah zakar dari Pak Bayu. Istriku sepertinya benar-benar bangga dan kagum dengan senjata Pak Bayu ini. Apakah istriku ini benar-benar kecanduan penis Pak Bayu? Saya tidak mau terlalu berpikir panjang, sayapun telah menyusut senjatanya karena Pak Mamat dan Pak Nizam tadi. Sekarang saya mulai beronani lagi menyaksikan istriku yang benar-benar kecanduan senjata Pak Bayu ini. Sekiranya 15 menit istriku menghisap kemaluan Pak Bayu, dengan kasar Pak Bayu menjambak rambut istri saya sambil menengadahkan wajahnya ke arah nya. Lalu, menjejalinya dengan senjatanya lagi, kali ini Pak Bayu yang mengontrol bagaimana keluar masuknya senjata itu di mulut istri saya. Saya melihat istri saya kesulitan karena senjatanya itu dipaksakan untuk dimasukkan sedalam-dalamnya ke dalam mulutnya. Setelah beberapa saat, Pak Bayu mendorong istri saya dengan kasar hingga terjatuh terbaring di tanah yang kotor itu, dan ia memposisikan dirinya di selangkangan istri saya. Istri saya hanya diam saja mengikuti permainan kasar Pak Bayu. Diarahkannya senjata hitam penuh air liur istri saya itu ke dalam liang senggama istri saya. Blesss... Masuklah sudah senjata itu tanpa kesulitan karena memang sudah sangat licin. Istriku terpekik kecil, "ouuugghh..." Pak Bayu mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menusuk-nusukkan senjatanya ke dalam rahim istri saya. Irama Pak Bayu langsung meningkat tanpa berlama-lama lagi, Pak Bayu semakin kencang dan kasar meremas-remas menjambak-jambak rambut istri saya. Memilin dan menarik puting istri saya. Sesekali menggigit payudara istri saya. Menampar dada istri saya ke kiri dan ke kanan. Istri saya hanya berteriak-teriak berulang-ulang, "AAHHHH... OUUGHHH... SSSHHH... AHHH.... AWWWWWWW.... ADDUUHHHH... OUUGGGHHH... SSSHHHHH..." Pak Bayu semakin cepat menghujamkan pinggulnya ke arah selangkangan istri saya, terdengar suara, "plok... plokk... plokk" Tanda pinggul mereka bertabrakan, sekaligus tanda bahwa senjata Pak Bayu benar-benar masuk seluruhnya ke dalam tubuh istri saya.

Saya sendiri dalam posisi ini, beronani dengan sangat cepat sekali. Ahh... gilaa... seru sekali dalam batinku. Panas sekali permainan ini. Sekali lagi saya melihat istri saya meracau tidak karuan, "sshh.... terusss... gill...aaaa.... enn...aaakkkk ... maass... paaahhh.... aAaaAAAaaaahhhhhHhhhHhhHhhhh........" Lenguhan panjang istriku terdengar cukup nyaring. Dan akupun mencapai ejakulasiku yang entah keberapa kalinya hari ini. Istriku nampak sudah mencapai orgasmenya. Tak lama kemudian, Pak Bayupun mencapai puncaknya, "akuuuu keluarrrr... uuuugghghhhh..." Istriku terlihat menggapai Pantat Pak Bayu dan menusukkan lebih dalam ke arah selangkangannya menyambut lahar panas Pak Bayu yang ditumpahkan di dalam rahimnya. Aku tidak mengerti apa maksud dari ini semua, apakah istriku berniat dihamili oleh Pak Bayu? Pikirankupun sudah berkecamuk tidak jelas. Tidak dapat berpikir mana yang benar dan salah lagi. Semua sudah terjadi begitu saja. Jika benar nanti istriku hamil, maka itu adalah anak dari Pak Bayu. Aku benar-benar marah cemburu ingin membunuh Pak Bayu dengan tanganku sendiri. Tetapi apa daya suami yang lemah ini aku hanya pasrah seharian melihat istriku digauli oleh pria semacam itu.

Terlihat, Pak Bayu telah usai dari aksi pergumulan ini. Ia berdiri sambil tersenyum ke arah istriku yang masih terbaring lemas di tanah halaman rumah. Pak Bayu meninggalkan istriku begitu saja dan berjalan ke arah Kamar Mandi belakang untuk membersihkan dirinya. Aku melihat waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, sangat berbahaya jika mereka masih meneruskan permainan ini di halaman rumah. Karena pukul 04.30 sudah mulai banyak orang berjalan melintasi jalanan depan rumah untuk pergi ke mesjid di pagi hari. Tidak lama kemudian saya melihat istri saya bangkit berdiri dan berjalan menuju dalam rumah. Sayapun berlari ke kamar tidur untuk bersembunyi. Saya melihat istri saya mengambil beberapa pakaian Pak Bayu yang berserakan di rumah kami. Celana dalam hitamnya, celana panjangnya, kaosnya. Lalu istriku beranjak ingin masuk ke kamar tidur akupun memposisikan diri untuk tidur. Istriku masuk ke dalam kamar, menyalakan lampu kamar dan mencari handuk di dalam laci. Saya sesekali membuka mata mengintip istri saya yang sedang membuka laci tersebut. Tampak jelas terlihat tubuhnya penuh memar merah, berpeluh keringat, bau sperma yang sangat kuat, rambut acak-acakan dan tubuh penuh dengan tanah kotor karena berbaring di halaman tadi. Setelah mendapatkan salah satu handuk yang biasa aku gunakan untuk mandi. Istriku beranjak ke arah dapur untuk keluar melalui pintu belakang ke arah kamar mandi tempat Pak Bayu sedang membersihkan badan. Istri saya menggantungkan baju pak bayu di sebelah kamar mandi serta handuk tersebut. Lalu ia membuka pintu kamar mandi pak bayu dan mengikuti Pak Bayu di dalam kamar mandi. Di posisi ini saya dapat dengan mudah melihat kamar mandi karena seperti yang sudah saya pernah ceritakan berulang-ulang kamar mandi kami terletak berseberangan dengan kamar tidur kami. Istri saya nampak cekikikan bercanda dengan pak bayu, sambil membasahi tubuhnya sesekali istriku menyenggol-nyenggol senjata pak bayu berharap agar keras lagi sepertinya. Apakah benar-benar istriku sudah kehilangan akal sehat? Apakah sebegitu berharganya penis pak bayu ini baginya? Namun, pak bayu sendiri juga bercanda-canda dengan menyentuh dada istri saya berulang-ulang. Istri saya berkata kepada pak bayu, "pah... saya bersihkan punggungnya yah..." Pak Bayu pun membalikkan badan dan berkata, "boleh..." Istri saya dengan telaten menggosok badan pak bayu dari belakang, hingga ke depan dan kembali lagi ke senjata pak bayu sambil bercanda-canda dan cekikikan lagi. Pak Bayu berkata, "ya ampun, mamah masih mau?" Istriku tidak menjawab cuma cekikikan saja sambil terus menggosok-gosok senjata pak bayu itu. Pak Bayu menimpali lagi, "mamah megangin itu terus minta lagi yah?" Istriku menjawab kali ini, "abis lucu sih pah dari kecil begini bisa membesar seperti tadi, hihihi..." Namun, kali ini Pak Bayu gantian yang membersihkan tubuh telanjang istriku yang sudah hancur lebur baik luar maupun dalam. Luar, penuh memar merah merah dan tanah kotor serta peluh keringat dan sperma. Sedangkan dalam, sperma pak bayu bertebaran di dalam rahim istriku yang mungkin sedang berenang-renang mencari sel telur untuk dibuahi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi, Aku sendiri benar-benar lelah hari ini, aku sangat mengantuk karena mungkin terlalu lelah. Akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan aksi pengintipan hari ini. Lagipula mungkin Pak Bayu akan pulang setelah ini. Akupun akhirnya tertidur pulas sekali.

Salam,
Naryo & Raka